Mentan Amran Pastikan Stok Beras Aman Memasuki Musim Kering

Andi M. Arief
27 Agustus 2024, 15:49
beras, produksi beras
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/aww.
Calon pembeli memilah beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (3/7/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras eceran naik atau mengalami inflasi sebesar 11,88 persen secara tahunan atau year on year (YoY) pada Juni 2024.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan produksi beras nasional terjaga hingga Oktober 2024. Badan Pusat Statistik memproyeksikan produksi beras pada Agustus-Oktober 2024 mencetak rekor tertinggi dibandingkan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya.

Berdasarkan data BPS, neraca produksi beras Agustus-Oktober 2024 mencatatkan surplus 1,07 juta ton. Amran menyampaikan proyeksi tersebut berpotensi menekan ketergantungan beras impor selama tiga bulan ke depan.

"Produksi beras per September 2024 tertinggi dalam 10 tahun terakhir selama musim kering. Ini hasil refocusing anggaran kami kepada program pompanisasi," kata Amran dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Senin (26/8).

Amran telah mengantisipasi tren penurunan yang terjadi saat ini dengan mendorong  produksi beras  pada Juni-Juli 2024. Menurutnya, penurunan produksi saat ini disebabkan oleh efek berganda El Nino dan musim kering yang terjadi bersamaan pada Juni-Agustus 2024.

Kondisi tersebut diperburuk dengan berkurangnya luas tanam padi pada Oktober 2023 sampai Juni 2024 hingga 4,2 juta hektare. Adapun peningkatan produksi disebabkan oleh tiga program yang dimulai pada Juni 2024.

Pertama, penambahan area tanam melalui program pompanisasi. Kementan mendata, total pompa yang telah disalurkan hingga Juli 2024 mencapai 25.000 unit.

Amran memilih pompanisasi sebagai solusi cepat kekeringan panjang sejak tahun lalu. Secara singkat, pompanisasi adalah pemanfaatan air dangkal atau air tanah dengan pompa ke lahan pertanian.

Kedua, pembagian benih unggul secara gratis kepada petani. Amran menyampaikan program tersebut membuat petani dapat meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali per tahun menjadi dua kali per tahun.

Ketiga, peningkatan volume pupuk bersubsidi menjadi 9,5 juta ton. Amran menyampaikan distribusi pupuk bersubsidi secara efektif terjadi pada Juni-Agustus 2024. "Sehingga distribusi pupuk bersubsidi efektif mempengaruhi volume produksi hingga Oktober 2024," katanya.

Amran mencatat, proyeksi produksi beras per Agustus 2024 mencapai 2,84 juta ton atau tertinggi selama tiga tahun terakhir. Sementara itu, produksi Oktober 2024 sejumlah 2,59 juta ton menjadi yang tertinggi selama lima tahun terakhir.

Defisit neraca produksi bera pada Januari-Oktober 2024 diproyeksikan mencapai 1,41 juta ton. Badan Pangan Nasional memperkirakan potensi penurunan volume produksi beras pada tahun ini bisa mencapai 5 juta ton.

Amran sebelumnya memproyeksikan produksi beras nasional akan terjaga hanya sampai September 2024. Musim tanam Juli-September 2024 terancam oleh musim kemarau dan El Nino yang datang bersamaan.

Ia mengatakan, kondisi saat ini serupa dengan musim tanam Oktober-Desember 2023 yang terganggu El Nino. Alhasil, luas tanam pada tiga bulan terakhir tahun lalu hanya 500.000 hektare yang membuat neraca produksi beras Januari 2024 defisit.

"Neraca produksi beras Oktober-Desember 2024 berbahaya karena kami belum tahu luas tanam padi pada bulan ini dan bulan depan," kata Amran dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Kamis (20/6).

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...