Pemerintah Ingin Genjot Sektor Ritel agar Ekonomi Mampu Tumbuh di Atas 5%
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan, kunci peningkatan pertumbuhan perekonomian nasional adalah sektor ritel. Ini karena konsumsi rumah tangga berkontribusi hingga 54% dari perekonomian nasional pada kuartal kedua tahun ini.
Oleh karena itu, Airlangga memastikan, pemerintah akan mendorong program peritel untuk mengalihkan sebagian konsumsi masyarakat lokal di luar negeri ke pasar domestik. Ini karena semua barang yang dijual di luar negeri sebenarnya telah tersedia di dalam negeri.
"Pertumbuhan perekonomian nasional harus bisa lebih tinggi dari 5%. Salah satu yang bisa digenjot adalah kue yang besar, yakni konsumsi rumah tangga yang kontribusinya 54%. Kalau menggenjot kontribusi yang 1-2%, tidak akan bergerak perekonomian nasional," kata Airlangga di Indonesia Retail Summit 2024, Rabu (28/8).
Airlangga menjelaskan dukungan pada sektor ritel pada akhirnya dapat memperkuat penyangga perekonomian nasional. Nilai transaksi ritel sepanjang tahun lalu mencapai Rp 700 triliun. Selain itu, tingkat pertumbuhan majemuk tahunan sektor ritel mencapai 12% pada 2022-2023.
Oleh karena itu, sektor ritel membuat perekonomian nasional ulet dan tahan terhadap pengaruh perekonomian global. Airlangga mengatakan peran sektor ritel akan menjadi penting pada tahun depan di tengah proyeksi perlambatan perekonomian global.
"Perekonomian global diperkirakan hanya tumbuh 3% sampai 4% atau masih lebih rendah dibandingkan pra-pandemi Covid-19," ujarnya.
Airlangga menyoroti peran kelas menengah dalam performa sektor ritel nasional. Ia mendefinisikan kelas menengah sebagai kelompok masyarakat yang sudah mengalokasikan belanja di luar kebutuhan pokok.
Ia mencatat, populasi kelas menengah dan calon kelas menengah kini mencapai 164 juta orang. Menurutnya, pengeluaran yang dilakukan oleh kelas menengah menjadi penting untuk mendukung perekonomian nasional.
Namun, Airlangga tidak berencana memberikan insentif tambahan pada kelas menengah. Ia menilai, insentif pada kelas menengah dinilai telah cukup banyak, seperti subsidi Bahan Bakar Minyak, subsidi tarif listrik, dan Program Keluarga Harapan.
Airlangga menilai seluruh kelompok kelas menengah kini telah mendapatkan subsidi dari pemerintah untuk meningkatkan daya beli. Ia berargumen pemerintah bahkan telah memberikan bantuan langsung ke kelas menengah.
"Pemerintah sudah memberikan program kredit usaha rakyat dan program kartu pra kerja. Jadi, sudah banyak yang didorong untuk pemberdayaan kelas menengah," kata Airlangga di Indonesia Retail Summit 22024, Rabu (28/8).
Airlangga berargumen program dan subsidi tersebut bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat kelas menengah.