Aspermigas: Target Produksi Migas pada 2030 Tidak Akan Tercapai

Mela Syaharani
10 September 2024, 15:38
migas, minyak
ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Ilustrasi.
Button AI Summarize

Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Nasional memperkirakan, target produksi minyak satu juta barel per hari dan produksi gas 12 miliar kaki kubik per hari (mmscfd) pada 2023 tidak akan tercapai.

“Tidak akan tercapai karena tidak ada undang-undang sebagai kepastian hukum, ditambah lagi ada yang namanya geopolitik,” kata Ketua Umum Aspermigas Mustiko Saleh saat ditemui di Jakarta pada Selasa (10/9).

Mustiko menyebut target produksi migas 2030 juga sulit tercapai sebab terganjal permasalahan perizinan. Menurutnya perizinan untuk masalah migas di Indonesia belum terintegrasi sehingga membuat proses semakin lama dan membingungkan.

“Harusnya perizinannya satu pintu, agar urusan-urusan yang ada bisa diselesaikan dengan mudah,” ujarnya.

Tidak hanya itu, ia menekankan, target produksi migas 2030 ditetapkan tanpa uji kelayakan atau due diligence yang terlalu sembarangan. Padahal, menurut dia, target tersebut seharusnya ditetapkan dengan menghitung setiap kemampuan perusahaan untuk produksi migas secara mendetail,” katanya.

SKK Migas sebelumnya memastikan,  target produksi migas 2030 harus tercapai dan tidak akan direvisi. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D.Suryodipuro mengatakan pihaknya akan tetap mengacu pada target tersebut. 

“Bukan revisi, tapi kami selalu meng-update. Tapi intinya kalau buat kami adalah tetap target 1 juta barrel oil per day itu tidak berubah. Itu harus dicapai,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, pada Senin (18/3). 

“Kami selalu mengevaluasi terkait dengan proyek jangka panjang (LTP). Jadi kami lihat perkembangannya bagaimana. Kami akan selalu meng-update lah,” kata Hudi menambahkan. 

Sebab menurutnya, meskipun nanti produksi migas Indonesia sudah sesuai target 2030, namun sebetulnya jumlah kebutuhan migas dalam negeri lebih banyak dibandingkan target tersebut. 

“Karena dengan 1 juta barrel oil per day, itu kan kita sendiri masih impor untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah kita. Jadi itu tetap kita harus lakukan. Nah, mengenai masalah itu mau direvisi atau apa, yang jelas SKK Migas selalu melakukan evaluasi on a yearly basis,” ucapnya.

Sementara itu,  kinerja lifting minyak bumi sebesar 576 ribu barel per hari (bph) pada semester I 2024 atau 91% dari target yang ditetapkan dalam APBN. 

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa kinerja di bawah target ini disebabkan oleh gangguan yang terjadi di berbagai lokasi pengeboran. “Sehingga drilling practice lebih dari satu bulan tidak bisa dilakukan, kemudian ada beberapa keterlambatan kegiatan drilling yang mengakibatkan realisasi produksi minyak kita 576 ribu bph,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta pada Jumat (19/7). 

Dalam APBN 2024, pemerintah menetapkan target lifting minyak bumi sebanyak 635 ribu bph. Sementara itu, untuk lifting gas bumi pada semester I 2024 ini mencapai 5.301 mmscfd atau 92% dari target APBN. “Meskipun kami masih mengalami kendala untuk target APBN. Tapi sudah mulai kelihatan adanya incline untuk lifting gas,” ujar Dwi.

Reporter: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...