Mencicipi Rasa Susu Ikan: Tekstur Seperti Susu Biasa, Tapi Masih Berbau Amis
Kementerian Kelautan dan Perikanan membagikan sejumlah produk susu ikan kepada wartawan yang hadir dalam acara Apa Itu Susu Ikan pada siang ini, Selasa (17/9). Produk ini berbentuk minuman protein ikan bermerek Surikan dengan dua varian rasa, yakni stroberi dan coklat
Susu itu disajikan dalam keadaan dingin dalam gelas kertas berukuran 150 mililiter. Katadata.co.id mewawancarai beberapa wartawan yang hadir dalam acara tersebut. Salah satunya, Pramesti Regita Cindy yang berusia 24 tahun.
Ia mengatakan dari segi rasa dan tekstur minuman susu ikan sama seperti susu lainnya. "Agak amis, apalagi ketika aromanya dicium. Kalau untuk anak-anak, menurut saya, kurang worth it," ucap Pramesti. Meskipun sudah tiga kali meneguk susu ikan, namun ia masih merasakan aromanya bertahan cukup lama di hidungnya.
Wartawan lain, Siti Ayu juga mengeluhkan hal yang sama. Ia mencoba kedua varian minuman protein susu ikan tersebut. Menurut dia, bau amis pada susu ikan varian coklat lebih terasa dibandingkan varian stroberi. “Meskipun sudah beberapa kali meneguk, bau amisnya masih terasa,” ujar perempuan berusia 26 tahun.
Katadata.co.id mencoba susu ikan varian coklat. Hal yang pertama kali menyita perhatian adalah aroma ikan yang cukup menyengat. Butuh beberapa teguk hingga aroma ikan akhirnya tidak mendominasi.
Dari segi tekstur, tidak ada yang berbeda dengan olahan susu sapi bubuk lainnya. Begitu pula ketika diteguk pertama kali, hanya ada rasa coklat dalam susu tersebut.
Pabrik Susu Ikan
Sebelumnya, KKP mengatakan sedang meningkatkan produksi susu ikan di dalam negeri. Langkah tersebut dilakukan untuk mendukung program minum susu gratis yang dimulai tahun depan.
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistiyo mencatat saat ini baru ada satu pabrik susu ikan di Indramayu, Jawa Barat berkapasitas 30 ton per bulan.
Pemerintah sedang membangun pabrik percontohan serupa di Pekalongan, Jawa Tengah. Kapasitas pabrik itu mencapai 50 ton per bulan dan akan rampung pada November 2024.
"Kami melihat investor yang berminat di industri susu ikan ada di Pantai Utara Pulau Jawa dan pantai-pantai di Papua," kata Budi di Gedung DPR, Jakarta, pada Kamis lalu.
Dengan adanya pabrik baru, kapasitas produksi susu ikan di kawasan Pantura pada akhir tahun nanti menjadi 80 juta ton per bulan. Targetnya, kapasitas produksi dalam negeri akan mencapai 100 ton per bulan.
Pabrik di Pekalongan akan memproduksi susu ikan berupa hidrolisat protein ikan atau HPI. Produk ini merupakan ekstrak protein ikan berbentuk bubuk putih. Untuk menjadi susu, bubuk ini kemudian diseduh dengan air hangat.
Budi mengatakan salah satu tujuan pendirian pabrik susu ikan adalah meningkatkan pendapatan para nelayan. Sebab, bahan bakunya berasal dari ikan bernilai rendah, seperti petek, selar, tamban, dan belok.
Dengan memakai jenis ikan-ikan tersebut, harga susu ikan dapat terjaga stabil. Untuk per gelasnya sekitar Rp 5 ribu atau lebih rendah Rp 1.400 per gelas dibandingkan susu sapi segar.