Pengusaha Mobil Waspadai Penjualan Melorot karena Penurunan Daya Beli
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo mempertimbangkan untuk merevisi target penjualan mobil tahun ini di tengah menurunnya daya beli masyarakat.
"Memang daya beli masyarakat turun sekali. Penjualan sangat lambat. Sepertinya proyeksi penjualan harus direvisi," ujar Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto, dikutip dari Antara, Jumat (4/10).
Jongkie mengatakan ada sedikit peningkatan penjualan selama paruh kedua tahun ini, namun tidak signifikan. Gaikindo berencana mengkaji ulang proyeksi penjualan kendaraan yang semula ditargetkan 1,1 juta unit pada akhir tahun.
Namun, keputusan mengenai revisi target tersebut akan dibahas lebih lanjut bersama anggota Gaikindo. “Kami usahakan agar pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS di luar Jakarta dan Jakarta Auto Week dapat menjadi stimulus untuk menaikkan angka penjualan," ujar dia.
Sekretaris Gaikindo Kukuh Kumara menambahkan, asosiasi ragu target penjualan kendaraan bermotor 1,1 juta pada akhir tahun bisa dicapai, mengingat hanya tersisa tiga bulan.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang dapat mendorong peningkatan penjualan mobil dalam waktu dekat, seperti penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika The Fed dan Bank Indonesia atau BI.
The Fed memangkas suku bunga acuan 50 basis poin atau 0,5% menjadi 4,75 – 5% pada September. BI juga memangkas BI-Rate 25 basis poin menjadi 6%.
Penurunan suku bunga itu diharapkan menjadi sentimen positif bagi pasar kendaraan bermotor, terutama dengan adanya kemudahan mendapatkan kredit.
Selain itu, berbagai pameran otomotif seperti GIIAS 2024 yang berlangsung di beberapa kota besr seperti Tangerang, Surabaya, dan Bandung, serta masih adanya rencana peluncuran kendaraan baru hingga akhir tahun, diharapkan menjadi daya tarik bagi konsumen.
Berdasarkan data Gaikindo, 560.619 unit mobil terjual secara wholesales selama Januari hingga Agustus. Penjualan secara retail 584.879 unit.