RI Berpotensi Jadi Produsen Pangan Global, Bawang Merah Bisa Diandalkan
Badan Pangan Nasional menyebut, Indonesia berpotensi menjadi produsen pangan global. Komoditas yang dapat menjadi andalan, antara lain adalah bawang merah.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut, bawang merah adalah salah satu komoditas yang diekspor dari Indonesia ke Malaysia dan negara lain. Hal tersebut, menurut dia, menunjukkan potensi besar ekspor pangan nasional untuk memasok kebutuhan global.
"Ini menjadi harapan kita bahwa Indonesia bisa menjadi produsen pangan dunia,” ujar Arief menghadiri Seminar Internasional tentang Ketahanan Pangan di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (12/10), seperti dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan ekspor pangan dilakukan ketika kebutuhan pangan di dalam negeri telah mampu dipasok dari produksi domestik.
Menurut Arief, pemerintah mendorong potensi dan sumber daya produk pangan Indonesia dapat meningkat dan mengisi kebutuhan pasar yang tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga dapat merambah ke pasar internasional "Kami terus mendorong komoditas pangan yang memang produksinya surplus di dalam negeri agar dapat berekspansi dan memenuhi kebutuhan pasar internasional," kata Arief.
Ia menekankan, Indonesia berpeluang sebagai produsen pangan dunia selaras dengan komitmen presiden terpilih Prabowo Subianto untuk kembali mewujudkan swasembada pangan. Ia menilai, cita-cita tersebut dapat tercapai sejak Preisden Terpilih Prabowo Subianto dilantik pada 20 Oktober 2024.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian periode 2019-2023, Indonesia sebagai negara eksportir bawang menempati urutan ke-33 dalam lingkup global. Rata-rata nilai ekspor 2019-2023 mncapai US$ 9,46 juta per tahun.
"Ini mengalami kenaikan yang impresif sebesar 44,87% jika dibandingkan pada kurun waktu 2017-2021 yang kala itu Indonesia masih berada di urutan ke-35 dengan rata-rata US$ 6,53 juta ," terangnya.
Berdasarkan proyeksi neraca pangan nasional yang disusun Bapanas, Indonesia merupakan negara produsen bawang merah dengan produksi tahunan mampu mencapai 1,35 juta ton. "Sementara kebutuhan konsumsi dalam setahun sebanyak 1,16 juta ton. Ini artinya masih terdapat surplus sekitar 186 ribu ton," papar Arief.
Pada 2023, Indonesia memiliki 3,5 juta rumah tangga usaha pertanian yang mengandalkan hortikultura sebagai usaha utama. Komoditas sayuran masih menjadi unggulan hortikultura antara lain bawang merah, cabai besar, cabai rawit, kubis, kentang dan tomat.
Thailand menjadi negara Asia Tenggara terbanyak yang menerima ekspor bawang merah dari Indonesia sebanyak 6 ribu ton dengan nilai transaksi mencapai US$ 8 juta pada 2023. Di samping itu, ekspor bawang merah Indonesia ke Malaysia terus mengalami kenaikan yang progresif. Jumlahnya naik 10 kali lipat dari 59,7 juta ton pada 2021 menjadi 612,8 ton pada 2023.