Bayar MRT Jakarta Kini Bisa Pakai Paylater
Pembelian tiket MRT Jakarta kini dapat dilakukan dengan menggunakan layanan Paylater melalui aplikasi MyMRTJ. MRT Jakarta bekerja sama dengan PT Kredivo Finance Indonesia untuk menjadi penyedia layanan tersebut.
Direktur Pemasaran dan Strategi Kredivo Lily Suriani mengatakan, alasan utama perluasan layanan tersebut adalah tingginya produktivitas masyarakat di Jakarta. Selain itu, Jakarta berkontribusi hingga 20% dari total pengguna aktif Kredivo.
"Kami harap masyarakat Jakarta dipermudah untuk bisa membayar kebutuhan sehari-hari melalui fitur Paylater kami," kata Lily di Stasiun MRT Bundaran HI Bank DKI pada Rabu (16/10).
Lily menjelaskan, tiket MRT masuk dalam kategori barang bernilai rendah dengan frekuensi pembelian yang tinggi. Barang lain yang masuk kategori tersebut adalah makanan dan minuman, pangan segar, dan transportasi umum.
Menurut Lily, MRT Jakarta telah menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat di Jakarta. Fitur Paylater dinilai dapat menjadi alat untuk mengatur arus kas para pengguna.
Selain itu, ia mencatat pembiayaan bermasalaha atau NPF dalam pinjaman kebutuhan tarif kategori barang bernilai rendah dengan frekuensi pembelian yang tinggi masih rendah. Tenor pinjaman untuk pembelian tiket MRT Jakarta dibatasi selama 30 hari yang notabenenya memiliki NPF yang rendah.
Otoritas Jasa Keuangan mendata NPF gross Paylater yang disediakan perusahaan pembiayaan mencapai 3,07% pada Juni 2024. Adapun nilai Paylater yang telah disalurkan hingga Juni 2024 mencapai Rp 7,24 triliun.
OJK mencatat risiko kredit dari produk Paylater pada Juni 2024 menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Rasio pembiayaan bermasalah atau NPF gross Paylater di perusahaan pembiayaan turun dari 3,4%, sedangkan rasio kredit bermasalah atau NPL
Berdasarkan riset Kredivo dan Katadata Insight Center, layanan Paylater menjadi solusi pilihan masyarakat untuk berbelanja. Frekuensi penggunaan paylater untuk e-commerce tercatat sebesar 16,2%, lebih unggul dibanding metode transfer bank sebesar 10,2%.
Tren penggunaan Paylater ini didominasi tujuan pemenuhan kebutuhan harian seperti belanja barang sebesar 87,1 %, pembayaran tagihan bulanan sebesar 51,8%, serta pembelian pulsa dan paket internet sebesar 48,9%.
Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan, Paylater membuka akses kredit yang aman, terjangkau, dan mudah bagi hampir seluruh lapisan masyarakat.
“Saya melihat instrumen Paylater di ekosistem e-commerce berdampak pada confidence level konsumen. Terutama, di kelas menengah ke atas yang sebelumnya cukup menahan pengeluaran akibat dampak pandemi,” ujarnya.