Kebakaran Smelter Gresik, Bahlil Sebut Freeport Sudah Bekerja Sesuai Prosedur

Mela Syaharani
17 Oktober 2024, 11:24
bahlil, smelter, freeport
Fauza Syahputra|Katadata
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menilai peristiwa kebakaran di smelter milik Freeport adalah hal yang wajar.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menyebut kebakaran yang terjadi di pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter PT Freeport Indonesia atau PTFI pada Senin (14/10) merupakan hal yang biasa. Bahlil menilai Freeport sudah bekerja sesuai dengan aturan sehingga tak ada korban dalam kebakaran tersebut. 

Bahlil menyinggung peritiwa kebakaran Smelter Gresik milik Freeport saat sedang menjalankan sidang terbuka promosi doktor di Universitas Indonesia pada Rabu (16/10).  Ia menekankan pentingnya menghindari kecelakaan kerja dengan mementingkan standar pengoperasian dan perbaikan. 

Menurut dia, kebakaran yang terjadi di smelter Freeport tidak menyebabkan korban jiwa karena perusahaan telah mengikuti standar-standar yang telah ditetapkan.“Soal terbakar, ya kalau tidak mau terbakar jangan membuat pabrik, kan kira-kira begitu. Yang terpenting adalah jangan ada orang kena, jangan mati. Alhamdulillah kemarin di Gresik tidak seperti itu,” kata Bahlil. 

Saat dikonfirmasi usai sidang, Bahlil menjelaskan terus berkomunikasi dengan Presiden Direktur PTFI Tony Wenas terkait insiden tersebut. Ia telah mengerahkan tim untuk menyelidiki peristiwa kebakaran tersebut. 

Bahlil mengaku belum mengetahui apakah kebakaran ini akan berdampak pada mundurnya jadwal puncak produksi smelter tembaga Freeport yang sebelumnya dijadwalkan pada Desember 2024. Jadwal puncak produksi smelter ini menjadi salah satu pertimbangan pemerintah untuk memberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga, yang sebenarnya sudah dilarang, kepada Freeport.

“Nanti kami lihat, laporannya kan belum ada,” ujarnya.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas sebelumnya menyesalkan insiden kebakaran yang terjadi di pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter tembaga Manyar di kawasan industri terintegrasi JIIPE, Gresik, Jawa Timur pada Senin (14/10).  

“Apa yang terjadi ini adalah suatu musibah dan kami sangat menyesali kejadian tersebut,” kata Tony dalam video pernyataan yang diterima Katadata.co.id pada Selasa (15/10).

Smelter Manyar merupakan smelter kedua Freeport Indonesia. Pada 1996, perusahaan membangun smelter peleburan tembaga pertama di Indonesia, yang kini dikenal dengan nama PT Smelting Gresik.  

Di smelter yang baru, perusahaan juga menghasilkan produk sekunder berupa lumpur anoda untuk pemurnian emas dan perak; asam sulfat untuk memproduksi pupuk; gipsum dan kerak tembaga untuk produksi semen dan beton; serta telurida tembaga yang berguna untuk semikonduktor, aplikasi optik dan pelapisan untuk pembangkit listrik tenaga surya. 

Tony menyebut PTFI pada awal 2024 telah melakukan seluruh tahapan commissioning, termasuk menjalankan beberapa kali tahapan pengujian dan melewati harapan uji coba atau trial and error sejak Juni hingga September lalu.

“Saat ini kami juga meninjau kembali seluruh proses agar tidak terulang lagi di seluruh area kerja smelter,” ujarnya. 

Dia menyebut, peninjauan ulang ini dilakukan bersama PT Chiyoda International Indonesia sebagai kontraktor untuk kegiatan Engineering, Procurement, dan Construction atau EPC. Tony juga akan melibatkan para ahli baik dari PTFI, Freeport McMoran, hingga Equipment Manufacturer serta para konsultan kami. 

“Kami akan segera melakukan investigasi menyeluruh untuk mengetahui penyebab dari kebakaran. Kami juga melakukan assessment terhadap kerusakan yang terjadi, dengan harapan agar dikemudian hari hal ini dapat kami hindari dan tidak terjadi lagi,” ucapnya.

Reporter: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...