Pemerintah Targetkan Cadangan Beras Naik jadi 2 Juta Ton Lewat Impor

Andi M. Arief
4 November 2024, 15:07
beras, cadangan beras
ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/tom.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (kiri) berbicang dengan Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono (kanan) saat meninjau Gudang Bulog di kawasan pergudangan Bulog Sunter Timur, Jakarta, Senin (4/11/2024). Pemerintah optimistis dengan cadangan beras minimal 2 juta ton hingga akhir tahun 2024 dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan menjaga kestabilan harga pangan.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Badan Pangan Nasional atau Bapanas menargetkan Cadangan Beras Pemerintah mencapai 2 juta ton pada akhir tahun ini. Stok CBP yang dikelola Perum Bulog saat ini mencapai 1,6 juta ton dengan rincian 1,4 juta ton di gudang dan sekitar 200 ribu ton dalam perjalanan. 

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan, peningkatan CBP penting untuk mengantisipasi defisit neraca produksi beras pada Januari-Februari 2025. Namun, Arief berharap defisit neraca produksi pada Januari-Februari 2025 tidak terlalu dalam. 

 "Target akhir tahun ini, kami harus mengamankan CBP sejumlah 2 juta ton. Tugas kami menjaga ketersediaan beras di dalam negeri setelah neraca produksi defisit sejak Oktober 2024," kata Arief di kantornya, Senin (4/11). 

 Arief menyampaikan, volume CBP sejumlah 2 juta ton akan dipertahankan sepanjang tahun depan. Angka tersebut lebih besar 66,67% dari ketentuan perundangan sejumlah 1,2 juta ton setiap saat. 

Arief sebelumnya berencana menambah kuota impor beras sebanyak 1 juta ton pada tahun ini. Hal ini seiring dengan proyeksi produksi beras yang diperkirakan defisit pada akhir tahun ini. 

Ia menjelaskan, opsi penambahan impor beras bertujuan untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah atau CBP pada Januari-Februari 2025. Pada periode Desember-Februari, produksi beras umumnya lebih rendah dari kebutuhan nasional. 

 "Kalau BPS memproyeksikan produksi dalam negeri tetap kurang setelah segala upaya pemerintah, kita harus ada cadangan beras," kata Arief di kantor Kementerian Kehutanan, Selasa (29/10). 

Data Badan Pusat Statistik memperkirakan tren produksi beras setiap Januari-Februari lebih rendah dari konsumsi beras bulanan nasional sekitar 2,5 juta. Neraca produksi beras Januari-Februari 2023 tercatat defisit hampir 900.000 ton.

BPS mendata, volume produksi beras secara agregat pada 2024 turun 2,44% secara tahunan menjadi 30,34 juta ton. Pada saat yang sama, volume konsumsi naik 1,01% secara tahunan menjadi 30,92 juta ton. 

Neraca produksi beras sepanjang tahun ini diperkirakan bakal minus hingga 590.000 ton. Angka tersebut lebih rendah 222,92% dari realisasi neraca produksi pada 2023 sebanyak 480.000 ton.

Namun, Arief menyampaikan ketersediaan beras di dalam negeri akan diutamakan berasal dari dalam negeri. "Ini saya mau rapat dengan Kementerian Pertanian dan BUMN di bidang pangan supaya kolaborasi produksi pangan terintegrasi," ujarnya.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...