Ekonomi Melambat, Industri Makanan dan Minuman Diprediksi Masih Bisa Tumbuh 5%

Andi M. Arief
5 November 2024, 16:31
makanan dan minuman, gapmmi, pertumbuhan ekonomi
ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/tom.
Calon konsumen memilih minuman kemasan di sebuah pusat perbelanjaan, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (5/7/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia memproyeksikan kinerja industrinya masih dapat tumbuh 5% pada tahun ini. Angka tersebut lebih besar dari pertumbuhan ekonomi nasional kuartal ketiga 2024 sebesar 4,95% secara tahunan.

Pertumbuhan industri makanan dan minuman nasional diprediksi dapat lebih besar dari tahun lalu sebesar 4,47%. "Kondisi industri pada semester kemarin (pertama 2024)  agak susah. Namun, tetap sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional," kata Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman di Pabrik PT Mayora Indah Tbk di Cikupa, Tangerang, Banten, Selasa (5/11).

Utilisasi pabrikan saat ini hanya sekitar sekitar 70%. Adhi mendorong para pabrikan untuk menyasar pasar ekspor agar kinerja industri makanan dan minuman dapat terdongkrak. 

Menteri Perdagangan Budi Santoso mendata rata-rata pertumbuhan ekspor makanan dan minuman mencapai 6,8% pada 2019-2023. Lalu, pada Januari-Agustus 2024 angkanya naik 6,4% secara tahunan.

Pada saat yang sama, Budi mencatat permintaan makanan dan minuman di pasar global kini naik 7,7% secara tahunan. Karena itu, menurut dia, industri makanan dan minuman nasional berpeluang memenuhi permintaan pasar ekspor.

Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2024 mencapai 4,95%. Angka ini paling rendah pada kuartal IV pada tahun lalu. 

Target Mayora

Perusahaan makanan dan minuman lokal, Mayora, menargetkan nilai ekspor tahun ini tumbuh sebesar 15% secara tahunan. Angka tersebut lebih besar dari realisasi pertumbuhan tahun lalu sebesar 12%.

Direktur Utama Mayora Andre Sukendra Atmadja menargetkan pertumbuhan nilai ekspor pada tahun depan ada pada rentang 15% sampai 20% secara tahunan. Hal tersebut penting lantaran kontribusi ekspor ke total penjualan mencapai 48%.

Pada hari ini, Mayora mengirim produk jajanan senilai US$ 1 juta (sekitar Rp 15,75 miliar) ke 15 negara. Perusahaan  telah mengekspor lebih dari 400 ribu kontainer jajanan sepanjang tahun ini.

Negara tujuan ekspornya mencapai 103 negara. Angka ini bertambah pada akhir 2024 menjadi 115 negara. Dengan kata lain, Mayora menargetkan produknya ada di hampir 60% negara di dunia.

Andre mencatat rata-rata nilai pendapatan Mayora mencapai Rp 50 triliun dalam beberapa tahun terakhir. "Capaian tersebut menjadikan Mayora pengekspor produk jajanan merek Indonesia paling besar di dalam negeri," katanya.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...