Dampak Kemenganan Trump ke RI, Ada Potensi Banjir Impor Ikan dari Cina
Kemenangan Trump dalam pemilihan Amerika Serikat dapat berdampak pada Indonesia, termasuk di sektor perikanan. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD Yudi Nurul Ihsan memperkirakan ada potensi banjir impor ikan dari Cina seiring kemungkinan memburuknya hubungan dagang antara Cina dan AS seiring kemenangan Trump.
Menurut Yudi, Trump merupakan tipe pemimpin yang tidak mau bergantung pada Cina. Dia menyebut ada potensi Trump akan melarang produk-produk Cina masuk ke AS, termasuk produk perikanan.
Padahal, menurut Yudi. selama ini AS banyak mengimpor produk dari Cina, baik itu pangan ataupun non-pangan termasuk perikanan. Melalui potensi pelarangan ini dia menyebut Cina akan mencari pasar pengganti AS, dan Indonesia adalah pasar terbesar untuk Asia Pasifik.
“Produk perikanan Cina akan masuk ke wilayah Indonesia dan membanjiri pasar kita, karena tidak mungkin masuk ke AS,” kata Yudi dalam acara Pangan Biru untuk Swasembada Pangan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada Senin (11/11).
Dia mengatakan, Cina akan berpikir cara untuk memasukkan produk ikannya ke Indonesia. Hal ini akan berdampak buruk bagi Indonesia apabila negara tidak siap untuk mengantisipasinya.
“Kita harus menyusun strategi jangan sampai produk Cina nanti membanjiri Indonesia. Justru yang harus dilakukan adalah kita meningkatkan produksi ikan domestik agar dapat memanfaatkan peluang pasar AS yang sebelumnya dimiliki Cina menjadi milik Indonesia,” ujarnya.
Selain dapat menggantikan Cina di pasar AS, peningkatan produksi ikan domestik juga dapat dilakukan untuk menarik investasi dari luar negeri. Baik itu dari Cina, atau negara lain
“Kalau enggak, yang terjadi banyak dampak negatifnya daripada positifnya. Dolar akan semakin menguat, rupiah akan terpuruk, salah satunya untuk menghadapi hal tersebut, kita perbanyak investasi dari luar masuk ke negara kita,” ujarnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mewaspadai dampak kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS. Kewaspadaan ini terutama terhadap kebijakan perubahan iklim hingga dampak ke harga minyak dunia.
"Trump dari sisi isu perubahan iklim sangat berbeda dibandingkan Joe Biden (Presiden AS saat ini)," katanya dalam Konferensi Pers APBN KiTA Edisi November 2024, Jumat (8/11).
Trump, yang berasal dari Partai Republik, memiliki komitmen berebda dengan Biden, dari Partai Demokrat. Dalam pemerintahan sebelumnya, Trump cenderung tidak mendukung peralihan bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
Ia bahkan mengusulkan peningkatan minyak domestik guna menurunkan harga minyak internasional. Kondisi tersebut, menurut Sri Mulyani, dapat menimbulkan reaksi cepat para pelaku pasar.
"Ini tentu akan memberikan dampak terhadap minyak dunia maupun terhadap tren ke depan pada isu-isu yang terkait climate change (perubahan iklim) maupun energi,” kata Sri Mulyani