Pengusaha Proyeksi Pengembangan Hotel Baru Minim Tahun Depan, Kredit Bank Seret
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI memproyeksikan pembangunan hotel baru minim pada tahun depan. Ini antara lain disebabkan oleh sektor perbankan yang masih belum mau mendanai pembangunan hotel di dalam negeri.
Ketua Umum PHRI Haryadi Sukamdani mengatakan, sumber dana dalam pembangunan hotel baru pada tahun depan kebanyakan berasal dari modal sendiri. Selain itu, hotel baru pada tahun depan akan terbatas pada kawasan aglomerasi DKI Jakarta.
"Pengusaha hotel yang memiliki modal untuk membangun hotel sendiri tidak banyak. Perampungan hotel pada tahun depan lebih kepada mengurangi kerugian karena telah memiliki izin bangun sejak lama," kata Hariyadi di Jakarta Pusat, Selasa (19/11).
Hariyadi mencatat, hotel baru pada tahun depan merupakan hotel berbintang tiga dan empat. Namun, ia belum memerinci lebih jauh jumlah dan lokasi hotel baru yang akan rampung sepanjang 2025.
Di sisi lain, Hariyadi menilai akuisisi hotel milik pemerintah akan lebih menarik dibandingkan membangun hotel pada tahun depan. Presiden Prabowo Subianto berencana untuk menjual hotel milik Badan Usaha Milik Negara agar lebih fokus ke bisnis utama masing-masing BUMN.
Hariyadi menjelaskan, pengajuan kredit ke perbankan akan lebih mudah dalam mengakuisisi hotel dibandingkan membangun baru. "Mestinya sektor perbankan mau mendukung rencana akuisisi hotel karena sudah masuk masa operasional. Kalau proyek greenfield atau brownfield hotel, mereka mungkin tidak mau memberikan kredit," katanya.
PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney sebelumnya berencana mulai mendivestasi seluruh hotel miliknya tahun ini. Aksi korporasi tersebut dinilai akan mendukung bisnis utama BUMN Pariwisata tersebut.
Mantan Direktur Utama InJourney Dony Oskaria mengatakan, divestasi tersebut akan dibagi menjadi tiga tahap, yakni konsolidasi seluruh hotel pemerintah, mengklasifikasikan hotel tersebut, dan terakhir pembentukan Hospitality Fund untuk mendivestasi hotel pemerintah.
Karena itu, ia menilai, peta jalan pengoperasian InJourney sebenarnya sejalan dengan pernyataan Calon Presiden Nomor Urut Dua Prabowo Subianto. Prabowo sebelumnya menyatakan bahwa keberadaan BUMN Hotel tidak diperlukan.
"Fungsi InJourney adalah pengembangan industri pariwisata, bukan bisnis hotel. Kan lucu, masa negara berbisnis hotel," kata Dony kepada Katadata.co.id, Kamis (7/3).
Dony mengatakan tujuan konsolidasi hotel milik BUMN adalah agar BUMN yang telah memiliki hotel fokus pada bisnis utamanya. Karena itu, Dony berencana menggunakan Hospitality Fund untuk mengakuisisi hotel-hotel milik BUMN pada pertengahan tahun ini.