Pertamina Sebut 57 Juta NIK Terdaftar Sebagai Pengguna LPG 3 Kg

Mela Syaharani
17 Desember 2024, 12:21
LPG 3kg, pertamina
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/YU
Petugas mendistribusikan gas elpiji ukuran tiga kilogram di Indramayu, Jawa Barat, Selasa (10/12/2024). PT Pertamina (Persero) memproyeksikan permintaan harian masyarakat atas Liquefied Petroleum Gas (LPG) pada saat libur Natal dan Tahun Baru 2024-2025 mengalami kenaikan sebesar 2,7% dibandingkan dengan permintaan pada kondisi normal.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Pertamina Patra Niaga mencatat, sebanyak 57 juta nomor induk kependudukan atau NIK terdaftar sebagai pengguna liquefied petroleum gas atau LPG subsidi 3 kg hingga akhir November 2024. Pencatatan dilakukan melalui sistem digital Merchant Application Pertamina milik Pertamina, yang digunakan di seluruh pangkalan LPG 3 kg di seluruh Indonesia

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengatakan, upaya pendataan ini sangat penting untuk memastikan subsidi diberikan tepat sasaran.

"Dengan tercatatnya pengguna secara digital, memudahkan kami untuk mengetahui siapa saja pengguna LPG 3 kg hingga berapa kebutuhannya," kata Heppy dalam siaran pers, dikutip Selasa (17/12).

Heppy menyebut, LPG 3 kg saat ini diperuntukkan untuk empat sektor pengguna utama, yaitu rumah tangga, usaha kecil, petani sasaran dan nelayan. Dari seluruh sektor tersebut, rumah tangga mendominasi penggunaan LPG 3 kg dengan kontribusi mencapai 85% sementara 14%  sisanya oleh digunakan Usaha Mikro.

“Jumlah konsumen Rumah Tangga dan Usaha Mikro yang melakukan transaksi masih terus bertambah selama periode Januari hingga November 2024. Ini menandakan bahwa masyarakat sudah banyak yang melakukan pendaftaran pembelian LPG 3 Kg di pangkalan,” ujar Heppy.

Data yang tercatat melalui MAP juga memungkinkan Pertamina Patra Niaga untuk memonitor distribusi dan kebutuhan LPG 3 kg di seluruh Indonesia dengan lebih akurat.

“Dari data pangkalan ini kami juga dapat melihat berapa rata rata pembelian LPG 3 Kg per keluarga di setiap bulan, data ini membantu kita melihat jumlah kewajaran pembelian dan rata rata penggunaan LPG 3 Kg,” ucapnya.

Upaya digitalisasi ini diharapkan dapat mempercepat proses penyaluran subsidi dan mengurangi potensi penyalahgunaan distribusi.

Jumlah ini telah meningkat sebanyak 25,5 juta NIK dibandingkan pendataan hingga akhir 2023 lalu yang baru mencapai 31,5 juta NIK.

Pendataan NIK tetap berlanjut

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya mengusulkan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk tidak mengubah skema subsidi elpiji LPG. 

“Artinya, untuk LPG masih berlaku seperti sekarang, karena subsidi ini berkaitan dengan usaha mikro, kecil, dan menengah, serta konsumsi rumah tangga,” kata Bahlil saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (4/11). 

Pemerintah saat ini menerapkan skema subsidi tepat sasaran melalui pendataan nomor induk kependudukan (NIK) kepada setiap masyarakat yang membeli elpiji 3 kilogram. Aturan tersebut berlaku sejak 1 Januari 2024.  

Bahlil memastikan penyaluran subsidi LPG akan terus menggunakan skema itu. “Jadi pakai NIK, karena kalau tidak pakai ini orang akan beli dobel-dobel,” ujarnya.

Ia mengatakan pendataan subsidi LPG yang telah berjalan sejak 2023, ditargetkan selesai pada tahun depan. “Kami menargetkan paling lambat di kuartal pertama 2025,” ucapnya.

Reporter: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...