Curhat Pengusaha soal Kemalasan SDM di RI, Alasan Kalah Dibandingkan Vietnam


Kamar Dagang Industri mengungkapkan salah satu penyebab Indonesia kalah bersaing dengan Vietnam sebagai tujuan investasi di ASEAN. Salah satunya adalah output atau hasil kerja sumber daya manusia di Indonesia yang masih tertinggal dibandingkan negara tersebut.
"Makin ke sini kualitas pekerja indonesia makin dipertanyakan, Komitmen kerja enggak ada, tingkat kemalasan sangat besar. SDM di kita mungkin output-nya hanya 50%, sedangkan Vietnam bisa 100% dengan gaji yang sama." ujar Ketua Komite tetap Strategi dan Promosi Investasi Kadin Shaanti Shamdasani dalam diskusi Strategi Pangkas Birokrasi Perizinan yang diselenggarakan BKPM dan Katadata.co.id, Selasa (19/12).
Ia bercerita, banyak pegawai pabrik yang hanya bekerja 1-2 bulan dan memilih pulang kampung sudah memiliki uang. Padahal, menurut dia, pabrik memiliki target-target yang harus diselesaikan. "Banyak pekerja yang niatnya hanya cari makan, bukan kesejahteraan. Mindset pekerja yang seperti ini juga menjadi hambatan dalam berinvestasi." ujar dia.
Namun demikian, Shanti menekankan, hal tersebut merupakan pekerjaan rumah bersama, tak hanya untuk pemerintah tetapi juga pengusaha.
Kepala Pusat Kajian Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF Andry Satrio menjelaskan, produktivitas SDM menjadi salah satu penyebab nilai Incremental Capital Output Ratio/ICOR masih tinggi yang menunjukkan investasi di Indonesia belum efisien. ICOR Indonesia saat ini mencapai 6,3, lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lain seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand.
Menurut dia, ada empat faktor yang mempengaruhi ICOR, yakni SDM, birokrasi, investasi teknologi dan pengganda tinggi, serta pembangunan infrastruktur dan logistik.
Adapun kondisi SDM saat ini, menurut dia, 55% angkatan kerja Indonesia saat ini berpendidikan rendah atau di bawah SMP, sedangkan pengangguran terdidik justru meningkat. Selain itu, menurut dia, skor PISA atau program yang mengukur ketrampilan siswa mundur 2 dekade, dan tekana kerja informasil masih mendominasi.
Ia pun menekankan perbaikan ICOR menjadi salah satu syarat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai 8%. Jika ICOR masih tinggi, investasi yang dibutuhkan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi harus lebih besar.
Laporan Investasi Global dari Konferensi Perkembangan dan Perdagangan UN 2023 sebelumnya menunjukkan PMA Indonesia berada di urutan kedua se-Asia Tenggara, kalah dari Vietnam. Penanaman Modal Asing (PMA) masuk ke Indonesia US$ 21,96 miliar PMA masuk ke Indonesia sementara Vietnam mendapat pendanaan US$ 23,18 miliar.