Target Investasi IKN Rp 100 T Tahun Ini, Realisasi Hanya Separuhnya

Andi M. Arief
31 Desember 2024, 18:47
Pekerja berjalan di depan Istana Negara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (11/11/2024). Presiden Prabowo Subianto akan memfokuskan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menja
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nym.
Pekerja berjalan di depan Istana Negara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (11/11/2024). Presiden Prabowo Subianto akan memfokuskan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi pusat pemerintahan politik untuk kegiatan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam periode empat hingga lima tahun ke depan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Otorita Ibu Kota Nusantara atau OIKN mencatat, total investasi yang masuk ke ibu kota baru mencapai Rp 58,4 triliun dari 40 investor. Realisasi investasi tersebut jauh dari target yang ditetapkan pemerintah mencapai Rp 100 triliun. 

Kepala OIKN Basuki Hadimuljono mengatakan peletakan batu pertama atau groundbreaking kesembilan di IKN akan mendatangkan investasi senilai Rp 6,5 triliun dari tiga investor. Total investasi yang masuk ke IKN hingga bulan depan pun mencapai Rp 64 triliun. 

"Investasi terbesar berasal dari pembangunan hotel dan perkantoran yang berasal dari dalam negeri. Satu investor lagi dari Malaysia, Citadel Group, di bidang permukiman," kata Basuki di Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Selasa (31/12).

Basuki menyampaikan, agenda groundbreaking kesembilan akan menyesuaikan jadwal Presiden Prabowo Subianto. Basuki berharap Kepala Negara menghadiri agenda tersebut untuk meningkatkan semangat para investor menanamkan dananya di Nusantara.

Adapun Basuki menyampaikan proses investasi investor asal Jepang, Sojitz Corporation, masih berlangsung. Untuk diketahui, Sojitz dikabarkan berminat melakukan investasi pada sektor properti di IKN.

Sojitz merupakan perusahaan manufaktur asal Jepang yang bergerak di bidang otomotif, dirgantara, infrastruktur, energi, pertambangan, daur ulang, kimia, pangan, dan ritel. Basuki sebelumnya mengatakan, Sojitz sedang menghitung investasi yang dibutuhkan untuk beroperasi di Nusantara.

"Sektor yang diminati adalah properti. Sojitz iut berpotensi tidak menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha," kata Basuki di Kampus Kementerian PUPR, Jumat (2/8).

Pemerintah tetap mengeluarkan anggaran negara jika investor berinvestasi dengan skema KPBU. Sejauh ini, kebanyakan investasi di bidang properti menggunakan skema KPBU, salah satunya Rusun ASN.

Basuki menilai, Sojitz berpotensi menggunakan skema investasi Kerja Sama Operasi atau KSO. Dengan kata lain, Sojitz dapat bekerja sama dengan perusahaan lain saat membangun properti di Nusantara.

Menteri Investasi Rosan P Roeslani sebelumnya menyatakan, ekosistem investasi di IKN,  Kalimantan Timur sudah mulai terbentuk. Ia memastikan, pihaknya akan terus proaktif dalam menarik investasi yang memiliki dampak berkelanjutan dan berkesinambungan ke IKN.

Rosan menyebut, terdapat tambahan lima perusahaan asing yang berinvestasi di IKN dengan total dana US$ 165 juta dolar Amerika Serikat atau Rp 2,51 triliun. Salah satunya adalah perusahaan asal Singapura, Sembcorp Utilities PTe Ltd, yang berinvestasi sebesar US$ 65 juta untuk membangun panel surya bertenaga 50 megawatt.

Selain di sektor energi, terdapat investor lain asal Singapura yang bergerak di sektor pendidikan, Raffles Education Limited, juga berminat menanamkan modalnya di IKN.

Ia menilai, masuknya investasi asing ke IKN tersebut menunjukkan bahwa investor swasta maupun BUMN dapat bekerja sama dan tidak perlu saling bersaing. Dengan besarnya potensi pengembangan ekonomi di Indonesia, ia menilai bahwa hal tersebut membutuhkan investasi yang tidak sedikit, sehingga memerlukan peran BUMN dan swasta untuk merealisasikannya.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...