Pengusaha Uji Coba Produksi Makanan Minuman dengan Garam Lokal: 60% Produk Rusak

Andi M. Arief
8 Januari 2025, 18:37
garam, pengusaha, makanan minuman, garam impor, impor garam
ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/tom.
Petani memanen garam di Penggaraman Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (20/12/2024). Produksi garam di tempat tersebut turun hingga 50 persen dalam sepekan terakhir, dari biasanya 300 kg menjadi 150 kg karena terkendala hujan yang menghambat proses pengeringannya.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia atau Gapmmi menyatakan, industri makanan dan minuman belum bisa menggunakan garam lokal. Uji coba awal beberapa pabrikan menemukan 60% produk rusak setelah menggunakan garam lokal dalam proses produksi.

Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman mengatakan kerusakan tersebut disebabkan oleh tingginya kadar magnesium dan kontaminasi pada garam lokal. Karena itu, Adhi menyimpulkan garam lokal belum cocok digunakan pabrikan pangan olahan lokal.

"Sebagian perusahaan industri pangan olahan tidak bisa memakai garam lokal. Sudah dipaksa dicoba, akhirnya produk yang rusak tinggi," kata Adhi di Kantor Kementerian Perindustrian kemarin, Selasa (7/1).

Menuurut Adhi, mayoritas industri pangan olahan di dalam negeri menggunakan garam dari Australia. Garam dari Negeri Kangguru umumnya bukan berasal dari laut, tetapi hasil pertambangan.

Direktur Jenderal Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menjelaskan,  Peraturan Presiden No. 126 Tahun 2024 telah menghentikan sebagian impor garam untuk industri. Menurutnya, industri klor alkali atau CAP yang masih boleh mengimpor garam hanya mencapai 1,7 juta ton tahun ini.

Putu menjelaskan, garam pada industri CAP bukan fokus pada konsentrasi natrium maupun klorin dalam garam. Menurutnya, industri CAP sangat sensitif dengan kontaminan atau maksimal 0,002% dari total garam.

"Karena itu, garam kebutuhan industri CAP sangat sulit untuk didapatkan dari laut atau harus diperoleh dari tambang garam," kata Putu.

Putu mengatakan, pemerintah harus memverifikasi temuan Gapmmi sebelum membuka keran impor garam untuk industri pangan olahan.  Ini karena ia menemukan sebagian industri makanan dan minuman sudah menyerap garam lokal.

Karena itu, Putu berencana memeriksa kapasitas garam lokal bersama pengusaha dan petambak dalam waktu dekat. Adapun verifikator kualitas garam lokal akan berasal dari lembaga penelitian yang dapat membedah kualitas garam lokal.

Ia juga telah menemukan teknologi pengolah garam berkualitas tinggi dari air laut di Banten. Namun, menurut dia, teknologi pengolahan air laut tersebut masih membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

Selain itu, Putu mengkhawatirkan penggunaan teknologi ini pada akhirnya akan menekan kesejahteraan para petambak garam. "Itu pertimbangan yang sedang kami kaji, yakni penggunaan teknologi versus kesejahteraan petambak garam," katanya.

Putu sebelumnya mengatakan, pemerintah akan meningkatkan kualitas garam lokal agar bisa diterima industri aneka pangan. Adapun kemurnian garam untuk aneka pangan adalah antara 94% sampai 96%.

Sementara itu, kemurnian garam untuk industri kimia setidaknya 97,4%, sementara untuk industri farmasi minimal 99,99%.

"Ini masih ada ruang untuk diskusi, nanti dilihat hasilnya seperti apa. Itikadnya adalah meningkatkan teknologi produksi garam nasional sehingga dapat memenuhi kualitas garam yang dibutuhkan," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, kebutuhan bahan baku garam nasional tahun 2024 dan 2025 adalah 4,9 juta ton. Kebutuhan tersebut diasumsikan meningkat 2,5% per tahun karena adanya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan sektor industri.  

Rencana produksi dalam negeri tahun 2025 adalah 2,25 juta ton. Jika ditambah sisa stok 836 ribu, maka pasokan garam lokal sudah memenuhi 63% dari total kebutuhan.

“Sisanya tentu menjadi peluang usaha yang besar dan menjanjikan bagi para produsen garam bahan baku, baik petambak garam rakyat maupun badan usaha,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Victor Gustaaf dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Sabtu (4/1).

Victor mengatakan, KKP akan melakukan terobosan berupa modelling ekstensifikasi tambak garam di Nusa Tenggara Timur dengan target 2.500 Ha tahun ini. Ekstensifikasi itu menggunakan metode konvensional, namun dilengkapi dengan penerapan mekanisasi panen.

Selain itu, KKP juga melakukan intensifikasi melalui modernisasi teknologi produksi garam dengan target 1.800 Ha melalui metode concentrated brine di 5 provinsi, termasuk Jawa Barat. “

Produksi garam rakyat mencapai 2,04 juta ton pada 2024, melebihi target produksi 2 juta ton. Ini menunjukkan bahwa program pengembangan tambak garam telah berjalan sesuai rencana,” ujar Victor.

Salah satu petambak garam dari Kecamatan Krangkeng Indramayu,Maming, optimis bahwa produksi garam Indramayu mampu meningkat dua kali lipat.  "Teknologi yang ada saat ini sangat membantu dalam menjaga kualitas garam yang kami hasilkan,” ujar Maming.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...