Uni Emirat Arab Minat Investasi di Proyek 3 Juta Rumah, Sedang Cari Lokasi Lahan


Pemerintah memastikan investor asal Uni Emirat Arab telah menekan nota kesepahaman untuk berinvestasi pada program 3 juta rumah per tahun. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menyatakan, investor itu tengah mengkaji kelayakan realisasi investasi, termasuk mengecek lokasi lahan yang dapat digunakan.
"Sekarang mereka melihat-lihat lahan yang disediakan pemerintah, setelah itu mereka akan mengkaji pasar domestik. Itu akan ada proses sebelum realisasi investasi," kata Maruarar di Wisma Atlet Pademangan, Kamis (30/1).
Maruarar menyampaikan beberapa lokasi tanah yang disediakan adalah aset milik Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Keuangan, dan PT Kereta Api Indonesia, PT Perkebunan Nusantara, dan Perum Perumnas. Sebagian tanah yang dimaksud berada di Jakarta, yakni Kemayoran dan Kalibata.
Meski demikian, ia belum dapat memastikan besaran komitmen investasi maupun waktu realisasi investasi itu.
Ketua Satuan Tugas Perumahan Hashim Djojohadikusumo sebelumnya mencatat, ada potensi investasi pembangunan 1 juta rumah dari pemerintah UEA. Adapun pemerintah dan pihak swasta dari Qatar telah menyatakan komitmen investasi senilai US$ 20 miliar untuk membangun antara 4 juta sampai 6 juta di dalam negeri.
Hashim menjelaskan, investor swasta asal The Maroons berencana membangun 1 juta unit apartemen di perkotaan. Sementara itu, pemerintah Qatar berkomitmen membangun 3 juta hingga 5 juta unit rumah tapak dan rumah susun.
Menurut Hashim, investasi pihak swasta terbaru di sektor perumahan adalah Turki sekitar 50.000 rumah dan Singapura sekitar 100.000 rumah. "Jadi, saya kira perkembangan pembangunan rumah di dalam negeri ini terbilang cepat, sebab dalam 3 bulan terakhir kami sudah mendapatkan komitmen investasi untuk membangun lebih dari 7 juta unit rumah," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah akan menyediakan tanah bagi seluruh investasi itu. Sejauh ini, total luas tanah yang disiapkan untuk seluruh investasi tersebut mencapai 96 hektare, terdiri dari:
Selain itu, Hashim berencana menjadikan seluruh stasiun kereta api di kota besar sebagai lokasi pembangunan rusun bagi investor. Mayoritas investasi perumahan di kawasan perkotaan akan menggunakan desain pengembangan berbasis transportasi atau TOD.
Hashim menekankan, investasi tersebut tidak akan diberikan secara gratis ke masyarakat, lantaran rumah tersebut harus menghasilkan imbal investasi. Walau demikian, Hashim mengatakan pemerintah tetap berencana memberikan rumah gratis bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.
"Kalau program rumah di pedesaan, cicilan pemilikan rumah akan dijamin pemerintah. Program itu berbeda dengan investasi asing," katanya.