BPS Waspadai Kenaikan Harga Ayam, Telur dan Minyak Goreng Saat Ramadan 2025

Andi M. Arief
10 Februari 2025, 14:18
Ramadan
ANTARA FOTO/Ampelsa/Spt.
Warga berbelanja bahan pangan berupa daging ayam di Pasar Al Mahirah, Desa Lamdingin, Banda Aceh, Aceh, Rabu (1/1/2025). Pemerintah menetapkan barang dan jasa termasuk kebutuhan bahan pangan untuk masyarakat bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau PPN tarif Nol persen yang diberlakukan terhitiung 1 Januari 2025.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan adanya empat komoditas yang perlu diwaspadai mengalami lonjakan harga selama ramadan 2025, yaitu daging ayam, telur ayam, minyak goreng, dan bawang putih. Peringatan ini penting karena kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar pada saat ramadan secara historis.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti inflasi pada pamadan 2024 mencapai 0,52%. Dari angka tersebut, kontribusi inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencapai 0,41%.

Meskipun demikian, dia memperkirakan lonjakan harga keempat komoditas tersebut akan melambat menjelang akhir bulan puasa karena transportasi akan menjadi faktor utama penyumbang inflasi terbesar pada lebaran.

“Kelompok pengeluaran yang memberikan inflasi terbesar pada lebaran biasanya transportasi. Ini bisa jadi pembelajaran untuk mengantisipasi inflasi bulan depan,” ujar Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Mingguan, Senin (10/2).

Namun, Amalia juga menemukan bahwa pada pekan lalu, komoditas yang mendorong kenaikan harga pangan adalah cabai merah dan cabai rawit.

Akibatnya, harga pangan secara agregat di lima provinsi mengalami kenaikan lebih dari 1% secara bulanan, antara lain di Sumatra Barat, Riau, Bengkulu, Papua Selatan, dan Kepulauan Riau.

"Harga pangan di Sumatra Barat naik paling tinggi, sebesar 2,55% secara bulanan, yang dipengaruhi oleh peningkatan harga cabai merah, cabai rawit, dan daging sapi," kata Amalia.

Secara spesifik, harga cabai rawit di tingkat nasional pada pekan lalu mencapai Rp 64.734 per kg, lebih tinggi 13,56% dibandingkan batas atas harga acuan pemerintah sebesar Rp 57.000 per kg.

Di luar Pulau Jawa, harga cabai rawit bahkan menembus angka Rp 100.000 per kg, dengan harga tertinggi di Kabupaten Kepulauan Anambas Rp 150.000 per kg dan Kabupaten Nduga Rp 180.000 per kg.

Sementara itu, harga cabai rawit di Pulau Jawa mencapai Rp 90.000 per kg, seperti yang ditemukan di Jakarta Timur. “Oleh sebab itu, cabai rawit memiliki andil terbesar dalam Indeks Perubahan Harga di 11 provinsi,” kata Amalia.

Komoditas Pemicu Inflasi pada Ramadan 2024

Sebelumnya, Amalia mengungkapkan sejumlah komoditas yang memicu lonjakan inflasi pada ramadan 2024. BPS melaporkan inflasi nasional mencapai 0,52% secara bulanan (mtm) dan 3,05% secara tahunan (yoy) pada Maret 2024.

Kenaikan ini mendorong peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK), yang naik dari 105,58 pada Februari 2024 menjadi 106,13 pada Maret 2024. Kelompok penyumbang inflasi terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau, dengan laju inflasi mencapai 1,42% dan kontribusi inflasi sebesar 0,41% pada Maret 2024.

Dari kelompok makanan, daging ayam ras, ayam ras, beras, cabai rawit, dan bawang putih masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,09%, 0,09%, 0,09%, 0,02%, dan 0,02%.

“Meskipun demikian, terdapat juga komoditas yang memberikan andil deflasi, seperti cabe merah dan tomat masing-masing sebesar 0,02%,” kata Amalia dalam konferensi pers pada April 2024.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...