Pemerintah Buka Keran Impor di Tengah Anjloknya Harga Daging Sapi

Andi M. Arief
12 Februari 2025, 18:12
daging sapi, penyakit mulut dan kuku
ANTARA FOTO/Rahmad/foc.
Ilustrasi.

Ringkasan

  • Pemerintah akan memadankan NIK dengan NPWP untuk meningkatkan efisiensi dan mendukung Satu Data Indonesia. Hal ini berdampak pada masyarakat yang harus melakukan validasi data secara mandiri.
  • Pemadanan NIK dengan NPWP diharapkan dapat mendorong kepatuhan pajak dan penegakan hukum yang lebih tegas bagi wajib pajak yang tidak patuh.
  • Masyarakat dapat memeriksa apakah NIK mereka telah terintegrasi dengan NPWP melalui situs ereg.pajak.go.id, dan terdapat risiko kendala akses jika pemadanan data tidak dilakukan, seperti terhambatnya layanan pencairan dana pemerintah, layanan ekspor-impor, dan layanan perbankan.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah menerbitkan izin impor 280 ribu ton daging sapi dan kerbau. Izin impor dibuka di tengah anjloknya harga daging sapi imbas penyebaran penyakit mulut dan kuku. 

Berdasarkan data Bapanas, rata-rata nasional harga daging sapi pada hari ini sebesar Rp 134.407 per kg atau 3,99%, di bawah Harga Acuan Pemerintah yang dipatok Rp 140.000 per kilogram di 23 provinsi dari 37 provinsi. Harga daging sapi terendah ada di Nusa Tenggara Timur atau hanya Rp 114.351 per kg.

"Daging sapi lokal harganya jatuh ini memang karena isu PMK. Ini perlu kampanye publik bahwa PMK tidak berdampak ke manusia agar harga penjualan sapi hidup tidak turun," kata Arief dalam saluran resmi Bapanas, Rabu (12/2).

Arief pun mengumumkan, pemerintah telah menerbitkan izin impor sekitar 280.000 ton daging sapi dan kerbau. Sebanyak 80 ribu ton izin impor daging sapi diberikan kepada pihak swasta, sedangkan 200 ribu ton diberikan ke BUMN Pangan. 

Pemerintah berencana menyuntikan pasokan daging kerbau ke pasar saat harga daging sapi melonjak saat Ramadan. Namun, Arief tidak menjelaskan strategi pemerintah dalam menggelontorkan daging kerbau di tengah penurunan harga daging sapi.

Kementerian Perdagangan menyatakan, total persetujuan impor yang terbit belum lama ini mencapai 117.000 ton untuk daging sapi dan kerbau. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Iqbal Shoffan Shofwan, tidak menjelaskan lebih lanjut berapa izin impor masing-masing untuk sapi dan kerbau.

Namun, Iqbal menekankan izin impor tersebut telah terbit sudah diterbitkan beberapa hari yang lalu. Dengan kata lain, Iqbal menyampaikan proses impor daging sapi maupun kerbau telah dimulai pada bulan ini.

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono sebelumnya optimistis pasokan daging di dalam negeri dapat mencapai 138.000 ton pada bulan ini. Sudaryono mencatat, stok daging sapi dan kerbau pada akhir tahun lalu mencapai 18.000 ton. Pemerintah menargetkan impor 120.000 ton daging sapi dan kerbau dalam bentuk beku maupun dingin sebelum Ramadan 2025.

"Stok daging sapi dan kerbau di dalam negeri saat ini kurang, maka kami putuskan impor segera dilakukan," ujar Sudaryono di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta pada Rabu (5/2).

Ia menjelaskan, impor daging sapi akan berasal dari Brasil dan Australia, sedangkan daging kerbau diimpor dari India. Mayoritas dari 120.000 ton izin impor tersebut akan diberikan kepada BUMN di bidang pangan.

Salah satu BUMN yang akan mendapatkan penugasan impor adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (ID Food). Direktur Utama ID Food, Sis Apik Wijayanto, menyatakan bahwa pihaknya telah mengamankan beberapa sumber daging kerbau dan sapi untuk tahun ini.

"Kami berharap izin impor daging kerbau dan sapi sudah terbit pekan depan agar cepat sampai di dalam negeri," ujar Sis Apik pekan lalu, Kamis (5/2).

Ia menjelaskan, sumber impor daging sapi berasal dari Brasil dan Australia, sementara impor daging kerbau tetap dari India, seperti tahun sebelumnya.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...