Hashim Akui Bantu Loloskan Insentif Mobil Hybrid Demi Investasi Toyota


Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan perannya dalam memuluskan investasi Toyota Group di Indonesia dengan meloloskan insentif bagi mobil hybrid.
Insentif tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 12 Tahun 2025 yang memberikan diskon Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3% untuk kendaraan hybrid.
Hashim mengaku mendapat permintaan langsung dari Toyota untuk mendukung penjualan mobil hybrid di dalam negeri. Namun, ia menegaskan bahwa dirinya tidak menerima gratifikasi dalam upaya melobi Presiden Prabowo Subianto agar PMK tersebut disahkan.
"Saya bukan makelar, tapi mereka mengatakan ada 300.000 keluarga yang bergantung pada investasi Toyota di Indonesia. Jika tidak ada kemudahan, bisa terjadi pengurangan tenaga kerja," ujar Hashim dalam acara CNBC Economic Outlook 2025, Rabu (26/2).
Menurut Hashim, penerbitan PMK No. 12 Tahun 2025 bertujuan melindungi sekitar 300.000 keluarga atau hingga 2 juta orang yang bergantung pada keberadaan Toyota di Indonesia. Selain itu, kebijakan ini juga mendukung devisa negara, mengingat produk Toyota yang diproduksi di dalam negeri diekspor ke 80 negara.
Toyota Indonesia tercatat berhasil mengekspor 276.089 unit kendaraan sepanjang Januari-Desember 2024, berkontribusi signifikan terhadap total ekspor otomotif Indonesia yang mencapai 472.194 unit. Salah satu tujuan ekspor Toyota adalah Meksiko, yang pada 2024 menerima 9.580 unit atau sekitar 3,46% dari total ekspor Toyota.
"Ekspor ke Meksiko masih terbatas karena belum ada perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia. Maka saya akan membantu mempercepat Free Trade Agreement (FTA) antara Indonesia dan Meksiko," jelas Hashim.
Hashim menegaskan bahwa dukungan pemerintah terhadap Toyota bertujuan untuk menjaga komitmen perusahaan dalam menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi bagi negara-negara di Global Selatan. Toyota berencana menginvestasikan hampir US$ 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun di Indonesia.
Selain itu, ia menilai insentif bagi Toyota akan memperbaiki iklim investasi di Indonesia, menarik minat investor asing lainnya.
"Investasi asing langsung akan berdatangan. Cina sudah mulai antre untuk berinvestasi di Indonesia karena biaya produksi di sana tidak lagi rendah," katanya.