Mendag Budi Pastikan Pasokan MinyaKita Naik Dua Kali Lipat saat Ramadan 2025


Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan pasokan MinyaKita di pasar akan naik dua kali lipat menjadi sekitar 380 ribu ton pada Ramadan 2025. Hal tersebut bertujuan untuk menekan harganya di bawah harga eceran tertinggi (HET) senilai Rp 15.700 per liter.
Secara nasional, harganya di pasar masih sekitar Rp 17.200 per liter. "Namun, sudah ada komitmen dari para produsen untuk memasok volume MinyaKita menjadi dua kali lipat dari bulan biasa pada Ramadan 2025," kata Budi di kantornya, Jakarta, Kamis (27/2).
Pemerintah berkomitmen pasokan minyak goreng murah itu akan tersedia. Kemendag berencana melakukan pengawasan distribusinya untuk mencegah pelanggaran HET.
Harga CPO Global
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan mengatakan persetujuan penambahan volume MinyaKita sejalan dengan pertumbuhan harga minyak sawit mentah di pasar global. Minyak goreng kemasan pemerintah ini merupakan hasil pemenuhan kewajiban pasar domestik atau DMO sebagai syarat ekspor minyak sawit mentah (CPO).
Business Insider mendata harga CPO di pasar ekspor telah stabil di atas US$ 1.000 per ton sejak Oktober 2024. Harganya tidak pernah menembus level US$ 1.000 sejak kebijakan DMO diterapkan pada pertengahan 2022.
"Kalau ekspor bagus, artinya pemenuhan DMO harusnya lebih lancar. Karena itu, kami ingin pasar dibanjiri dengan Minyakita," kata Iqbal.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mendata ekspor CPO per November 2024 naik 7,58% secara tahunan menjadi 2,63 juta ton. Pada saat yang sama, harga CPO global pada akhir November menyentuh US$ 1.137 per ton.
Lonjakan harga MinyaKita yang terjadi saat ini, menurut Iqbal, karena masalah pada rantai distribusi. Ia mendorong produsen untuk menyalurkan Minyakita ke pasar melalui BUMN pangan. "Distribusi MinyaKita selama ini menggunakan mekanisme komersial," katanya.