Airlangga Klaim Daya Beli Masyarakat Naik Jelang Ramadan Meski Ada Deflasi


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim daya beli masyarakat meningkat menjelang Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 2025 meski indeks harga konsumen atau IHK menunjukkan deflasi. BPS mencatat IHK mengalami deflasi sebesar 0,48% secara bulanan atau 0,09% secara tahunan pada Februari 2025.
“Pemerintah terus meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi domestik tetap kuat melalui berbagai kebijakan strategis,” kata Airlangga dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (4/3).
Kebijakan ini, mencakup percepatan penyaluran bantuan sosial hingga penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) bagi ASN dan pekerja swasta.
Di sisi lain, menurut dia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi inti tetap menunjukkan kenaikan dengan angka 0,25% secara bulanan atau 2,48% secara tahunan. Inflasi inti ini sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,38% secara tahunan.
Airlangga pun memastikan, perekonomian nasional menunjukkan ketahanan yang kuat meski ada tantangan kenaikan harga pada sejumlah komoditas.
“Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan barang pokok menjelang Ramadan dan Idul fitri, serta mendorong sektor manufaktur untuk terus tumbuh,” ujar Airlangga.
Stimulus Menjaga Daya Beli
Menurut Airlangga, pemerintah juga telah meluncurkan berbagai program stimulus Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 2025. “Ini di antaranya diskon harga tiket pesawat, diskon tarif tol, program pariwisata mudik lebaran, dan program diskon belanja,” ujar Airlangga.
Airlangga memastikan, langkah ini diperkuat dengan operasi pasar oleh Perum Bulog dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pangan untuk memastikan stabilitas harga. Pemerintah memastikan ketersediaan bahan pokok seperti minyak goreng, gula konsumsi, daging kerbau beku, dan beras dengan harga lebih terjangkau dibandingkan harga eceran tertinggi atau HET.
Ia mengatakan, pemerintah sebelumnya juga telah memberikan insentif ekonomi untuk mendorong pertumbuhan seperti diskon tarif listrik pada Januari-Februari 2025. Ada pula insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk sektor properti dan kendaraan listrik, serta insentif pajak penghasilan atau PPh DTP bagi sektor padat karya.
Pemerintah juga menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 55,4 triliun hingga akhir Maret 2025. Airlangga mengatakan, target ini diupayakan dengan fokus pada sektor pertanian, perdagangan, dan manufaktur untuk memperkuat UMKM serta transformasi digital.