Menaker Ungkap 11.025 Pekerja Sritex Group Kena PHK sejak Agustus 2024


Kementerian Ketenagakerjaan mengungkapkan bahwa jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) di Sritex Group telah mencapai 11.025 pekerja. PHK ini berasal dari empat perusahaan yang telah melakukan pemutusan kerja sejak tahun lalu.
Keempat anak usaha Sritex yang terdampak PHK adalah PT Sritex Sukoharjo, PT Primayuda Mandirijaya Boyolali, PT Sinar Pantja Djaja Semarang, dan PT Bitratex Industries Semarang.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menjelaskan bahwa gelombang PHK sudah mulai terjadi sejak Agustus 2024.
"Jumlah pekerja Sritex Group yang ter-PHK ini dari Agustus sebenarnya sudah ada beberapa, seperti PT Sinar Pantja Djaja kemudian PT Bitratex Industries," kata Yassierli dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (11/3).
Dalam paparannya, Kementerian Ketenagakerjaan merinci bahwa PT Sinar Pantja Djaja di Semarang telah mem-PHK 340 pekerja pada Agustus 2024. Kemudian, pada Januari 2025, PT Bitratex Industries memutuskan hubungan kerja dengan 1.081 pekerja.
"Kasusnya Bitratex ini memang akhirnya pekerja yang meminta di-PHK karena mereka membutuhkan kepastian," ujar Yassierli.
Pada Februari 2025, dua perusahaan tersebut kembali melakukan PHK bersamaan dengan dua perusahaan lain dalam grup Sritex. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, pada 26 Februari 2025 terjadi PHK massal sebanyak 9.604 pekerja dengan rincian sebagai berikut:
- PT Sritex Sukoharjo: 8.504 pekerja
- PT Primayuda Mandirijaya Boyolali: 956 pekerja
- PT Sinar Pantja Djaja Semarang: 40 pekerja
- PT Bitratex Industries Semarang: 104 pekerja
Yassierli menjelaskan bahwa proses PHK di Sritex Group dimulai dengan penandatanganan surat penerimaan PHK oleh pekerja, diikuti oleh pelaporan PHK oleh tim kurator kepada Dinas Ketenagakerjaan.
"Kemudian Disnaker mengeluarkan tanda bukti lapor PHK, dan yang terakhir adalah Sritex Group tutup secara resmi pada 1 Maret. Sehingga tahapan selanjutnya adalah pemenuhan hak-hak pekerja, seperti upah, pesangon, THR, manfaat JHT, JKP, dan JKM," ujarnya.
Prabowo Berencana Menghidupkan Kembali Sritex
Presiden Prabowo Subianto berencana menghidupkan kembali Sritex Group yang resmi tutup pada 1 Maret. Pemerintah menargetkan pemanggilan kembali lebih dari 10 ribu karyawan dalam waktu paling lambat dua pekan ke depan.
Dalam rapat terbatas di Istana Merdeka Jakarta pada Senin (3/3), Prabowo membahas langkah-langkah pemulihan Sritex Group. Hasil rapat menyepakati rencana untuk kembali merekrut dan mempekerjakan para eks buruh yang terdampak PHK di empat perusahaan di bawah naungan Sritex Group.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan bahwa pemerintah berharap seluruh karyawan terdampak dapat kembali bekerja dengan skema baru, tetap berfokus pada industri tekstil.
"Harapan kami dari pemerintah, semua pekerja yang selama ini menjadi karyawan di PT Sritex, kurang lebih 8 ribu sekian karyawan, dapat kembali bekerja dengan skema yang baru," ujar Prasetyo Hadi dalam konferensi pers di Istana Merdeka.
Dalam rapat tersebut, Prabowo mengundang sejumlah pihak, termasuk Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Menteri BUMN Erick Thohir, Tim Kurator PT Sritex Nurma Sadikin, dan Koordinator Serikat Pekerja Sritex Group, Slamet Kaswanto.