Rupiah Berpotensi Menguat, Investor Khawatir Ekonomi AS Terdampak Perang Dagang


Nilai tukar rupiah menguat 0,26% ke level 16.751 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (14/4). Rupiah menguat seiring dengan kekhawatiran investor terhadap dampak perang dagang ke ekonomi Amerika.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi menguat seiring indeks dolar yang terus tertekan pagi ini. “Indeks dolar pagi ini terlihat menurun di bawah level 100, level yang tidak pernah disentuh sejak Juli 2023,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (14/5).
Dia menjelaskan, investor khawatir terhadap dampak negatif kenaikan tarif ke perekonomian AS. “Penurunan indeks dolar AS ini sedikit banyak akan membantu penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini,” ujar Ariston.
Kekhawatiran perang dagang meningkat akibat sikap terbaru Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mengecualikan peralatan elektronik dari pengenaan tarif baru juga memberikan sentimen positif ke pasar. Indeks saham Asia tempat produsen elektronik terlihat menguat pagi ini yang juga akan membantu penguatan rupiah hari ini.
“Sentimen-sentimen ini memberikan angin segar untuk rupiah sementara waktu. Pasar sangat dinamis, perubahan arah bisa kapanpun terjadi dalam waktu singkat,” kata Ariston.
Menurutnya, pasar akan merespon setiap perubahan dengan hati-hati. Ariston memproyeksikan potensi penguatan rupiah ke level Rp 16.700 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 16.800 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka menguat 0,06% ke level Rp 16.785 per dolar AS. Rupiah pun terus menguat pagi ini ke level 16.751 per dolar AS hingga pukul 09.45 WIB.
Economist Senior KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memproyeksikan penguatan rupiah pada hari ini. “Harusnya rupiah bisa menguat ke level Rp 16.620 per dolar AS hingga Rp 16.830 per dolar AS,” ujar Fikri.
Fikri mengatakan, penguatan rupiah terhadap dolar AS ini dipengaruhi penutunan indeks dolar AS ke level terendah dalam dua tahun terakhir. Selain itu, ia menilai kekhawatiran terhadap inflasi yang diproyeksikan akan dialami AS.
Senada, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leonh juga memproyeksikan rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS di tengah sentimen risk on di pasar ekuitas. Hal ini setelah Trump mengecualikan beberapa produk elektronik dari tarif Cina.
“Namun penguatan akan terbatas mengingat ketidakpastian tarif kedepan masih besar. Investor menantikan data cadangan Indonesia siang ini. Rupiah akan berada di level Rp 16.700 per dolar AS hingga Rp 16.850 per dolar AS,” kata Lukman.