Gaikindo Waspadai Dampak Tarif Trump: Mobil Asing Bisa Banjiri RI

Ferrika Lukmana Sari
17 April 2025, 05:13
Gaikindo
ANTARA FOTO/Ardiansyah/nz.
Mobil pemilir antre untuk memasuki kapal di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, Minggu (6/4/2025). Berdasarkan data PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) cabang Bakauheni H+5 Idul Fitri 1446 H (12 jam) sebanyak 92.580 orang pemilir, serta 102.070 unit kendaraan roda dua dan 144.290 unit kendaraan roda empat sudah kembali menyeberang menuju pelabuhan Merak, Banten.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyuarakan kekhawatiran terhadap potensi serbuan kendaraan impor ke pasar domestik, menyusul kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap produk dari luar negeri. 

Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi memperingatkan bahwa Indonesia berisiko menjadi pasar pelarian produk kendaraan dari negara-negara yang kesulitan menembus pasar AS.

“Amerika menerapkan tarif baru, sehingga pabrikan-pabrikan dunia di luar Amerika itu mengalami kesulitan untuk bisa masuk ke Amerika, sehingga produknya banjir,” kata Nangoi saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (16/4).

Ia menegaskan bahwa Indonesia, yang tidak mengekspor kendaraan ke AS, berpotensi menjadi sasaran pelimpahan stok global. “Yang saya khawatir, negara-negara yang kebanjiran itu akan mulai melempar mobilnya ke Indonesia,” ujarnya.

Selama ini, ekspor kendaraan Indonesia lebih banyak ke Meksiko, Kanada, dan Amerika Latin. Jika limpahan kendaraan dari pasar global masuk ke Tanah Air, sementara pasar domestik masih lesu, dampaknya bisa sangat merugikan industri otomotif nasional.

“Pada Januari–Maret 2025, total pasar kita sedikit turun dibanding tahun lalu, kira-kira sekitar 4,8% sampai 4,9%,” kata Nangoi.

Dalam kondisi penuh tekanan ini, Gaikindo berharap ajang pameran otomotif seperti Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 bisa memberi stimulus terhadap pasar dan mengangkat kembali gairah konsumen.

Pelaku Industri Khawatir Dampak Relaksasi TKDN

Di tengah potensi serbuan kendaraan impor, Gaikindo juga menyoroti rencana Presiden Prabowo Subianto untuk merevisi kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Menurut Nangoi, kebijakan ini perlu dirancang dengan penuh kehati-hatian agar tidak melemahkan industri otomotif yang telah dibangun selama puluhan tahun.

“Industri otomotif kita sudah bangun puluhan tahun, kita tidak ingin industri ini ambruk. Yang jelas, kami mengimbau supaya diberikan yang terbaik,” katanya.

Ia menekankan pentingnya melihat jejak kebijakan TKDN sebelumnya yang mendorong lahirnya produk-produk lokal unggulan. “Sampai lahir yang namanya Agya dan Ayla dengan 92% komponen lokal. Ini tentunya jadi bahan pertimbangan pemerintah,” ucapnya.

Sebelumnya Prabowo menyatakan bahwa beberapa aturan TKDN saat ini dianggap terlalu kaku dan bisa menghambat masuknya investasi asing, terutama di sektor kendaraan listrik dan teknologi otomotif masa depan.

Menurut Prabowo, penguatan komponen dalam negeri bukan semata soal angka atau regulasi, tapi menyangkut kesiapan sektor pendidikan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, hingga kompetensi sumber daya manusia.

Saat ini, batas minimal TKDN ditetapkan sebesar 25%, dengan syarat Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) minimal 40%. Aturan ini berlaku bagi pengadaan pemerintah yang dibiayai dari APBN, APBD, atau dana pinjaman dan hibah.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan