Harga Kelapa Mahal, Mendag akan Temui Pelaku Industri dan Eksportir


Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana mempertemukan pelaku industri dan eksportir kelapa. Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan hal ini dilakukan karena tingginya harga kelapa saat ini yang disebabkan oleh ekspor.
“Harga ekspornya memang lebih tinggi daripada harga dalam negeri, karena semua ekspor akhirnya jadi langka dalam negeri. Nah ini kami mempertemukan antara pelaku industri dan juga eksportir,” ujar Budi saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Kamis (17/4).
Mendag Budi menyebut pertemuan dua pihak ini agar mencapai kesepakatan dan jalan tengah terbaik, sebagai solusi permasalahan kelangkaan kelapa dan harganya yang tinggi.
“Karena kita di dalam negeri membutuhkan, tetapi harga tentunya juga kalau murah kan petani, eksportir kan nggak mau. Jadi nanti kita cari kesepakatan yang lebih baik,” ujarnya.
Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar ke-2 di dunia, dengan produksi mencapai 2,83 juta metrik ton (MT) pada 2023. Pada tahun tersebut, ekspor kelapa Indonesia tercatat sebesar US$ 1,55 miliar atau Rp23 triliun, dengan pangsa sebesar 38,3% dari total ekspor dunia.
Ekspor ke Cina
Indonesia telah mengekspor 200 kilogram kelapa segar ke Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian, China Timur. Impor gelombang pertama ini telah tiba di Cina pada Sabtu (12/4).
Kedatangan kelapa tersebut menjadi menandai kerja sama ekonomi dan perdagangan yang semakin erat antara Cina dan Indonesia tahun ini, yang menandai 75 tahun pembentukan hubungan diplomatik kedua negara.
Pada November 2024, Administrasi Umum Kepabeanan (General Administration of Customs/GAC) Cina mengumumkan pihaknya akan mengizinkan impor kelapa segar dari Indonesia yang memenuhi persyaratan-persyaratan terkait.
Menurut statistik bea cukai, volume perdagangan bilateral antara China dan Indonesia menembus angka 1 triliun yuan (1 yuan = Rp2.284) atau sekitar US$ 138,72 miliar untuk pertama kalinya pada 2024. Pada Januari dan Februari 2025, volumenya mencapai 172,57 miliar yuan, naik 4,7% secara tahunan (year on year/yoy).