Celios Perkirakan 1,2 Juta Pekerja Bakal Kena PHK Akibat Tarif Trump

Andi M. Arief
17 April 2025, 14:16
Trump
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.
Warga berjalan sepulang bekerja di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (31/10/2024). Kementerian Ketenagakerjaan mencatat 59.764 pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga 24 Oktober 2024, dimana PHK terbanyak terjadi di DKI Jakarta dengan 14.501 orang, diikuti Jawa Tengah 11.252 orang, dan Provinsi Banten mencapai 10.254 orang.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Center of Economic and Law Studies (Celios) memproyeksikan dampak penghapusan kuota impor produk manufaktur akan menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini ke kisaran 4,1% hingga 4,3%. Pelemahan ini disebabkan oleh turunnya produksi, yang dipicu oleh penurunan permintaan dari Amerika Serikat dan banjirnya produk impor dari Cina ke pasar domestik.

Direktur Celios Nailul Huda menilai kebijakan penghapusan kuota impor akan berdampak serius terhadap sektor manufaktur dalam negeri, terutama melalui gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang diperkirakan bisa mencapai 1,2 juta pekerja.

“Subsektor manufaktur dengan potensi PHK terbesar adalah industri tekstil dan produk tekstil (TPT), yang kami perkirakan akan kehilangan sekitar 191.000 tenaga kerja,” ujar Nailul di Jakarta, Kamis (17/4).

Nailul menjelaskan bahwa proyeksi tersebut menggunakan pendekatan dari teori Dana Moneter Internasional (IMF), di mana kenaikan tarif 1% dapat menekan permintaan hingga 0,8%. Dengan tarif masuk sebesar 32% yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap produk asal Indonesia, permintaan diperkirakan turun hingga 25,6%.

“Yang kami khawatirkan adalah barang-barang dari Cina yang ditolak pasar Amerika karena tarif tinggi, bahkan mencapai 125% dan akan dialihkan ke Indonesia. Ini akan menekan industri lokal dan memicu PHK besar-besaran,” kata Nailul.

Sektor-sektor Terdampak PHK Massal

Prediksi Celios ini sejalan dengan proyeksi Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), yang menyatakan bahwa lebih dari 50 ribu pekerja terancam PHK hingga pertengahan tahun 2025. Presiden KSPI Said Iqbal menyebut sektor yang paling terdampak meliputi tekstil, alas kaki, elektronik, dan suku cadang otomotif.

“PHK ini terjadi karena pabrik memilih relokasi ke negara yang memiliki tarif impor lebih rendah dibanding Indonesia. Beberapa pabrik bahkan hanya menargetkan ekspor ke AS, seperti yang dilakukan afiliasi PT Toshiba Asia Pacific Indonesia dan PT Panasonic Gobel Indonesia,” kata Said.

Selain ancaman PHK, Said juga menyebut adanya penundaan ekspansi di sektor industri. Salah satu contoh adalah investasi dari Taiwan di Brebes, Jawa Tengah, melalui perusahaan PT Shyang Yao Fung.

“Pabrik ini sebenarnya merencanakan ekspansi dengan merekrut hingga 50.000 pekerja. Namun rencana tersebut tertunda karena kebijakan tarif Presiden Trump. Kami mendesak pemerintah untuk merundingkan ulang tarif resiprokal dengan AS, terutama untuk sektor alas kaki,” kata Said.

Meskipun konsumen akan diuntungkan dengan melimpahnya barang impor murah, Nailul menegaskan bahwa dampaknya bagi industri nasional sangat mengkhawatirkan.

"Adanya pembebasan impor ini membuat barang impor lebih mudah masuk dan akan menyebabkan kemunduran dari sisi industri nasional," ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan