Ojol Ancam Gelar Demo Besar, Tuntut Grab Hemat Dihapus Karena Rugikan Pengemudi

Andi M. Arief
21 April 2025, 12:55
Grab
Antara
Grab
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) mendesak pemerintah turun tangan menghapus program Akses Hemat oleh PT Grab Indonesia. Jika tuntutan ini tidak direspons, asosiasi mengancam akan menggelar gelombang aksi di berbagai kota besar.

Ketua SPAI Lily Pujiati mengatakan aksi protes terhadap skema GrabBike Hemat telah dilakukan di sejumlah kota seperti Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Palembang, Cirebon, Mataram, dan Kupang. Ia menilai penghapusan skema tersebut sangat penting karena memotong pendapatan para pengemudi ojek daring.

“Bila tidak segera dihapus, akan ada gelombang aksi susulan dari para pengemudi di kota-kota lain. Program atau layanan GrabBike Hemat ini sudah sangat merugikan pengemudi,” kata Lily kepada Katadata.co.id, Senin (21/4).

Pendapatan Pengemudi Berkurang

Lily menghitung skema ini menekan pendapatan bersih pengemudi menjadi hanya sekitar 30%. Pasalnya, Grab tetap mengenakan potongan layanan sebesar 30% dari setiap pesanan, dan pengemudi masih harus menanggung biaya operasional sekitar 25%.

Biaya operasional tersebut meliputi parkir, bensin, pulsa, paket data, suku cadang kendaraan, cicilan kendaraan, jaket, helm, dan tas yang merupakan atribut dari platform.

Menurut Lily, saat pertama kali diterapkan pada Februari 2025, skema hemat tidak memberatkan. Saat itu, potongannya hanya Rp 3.000 per hari jika pengemudi mendapat enam pesanan atau lebih. Namun, skema ini menjadi beban berat setelah direvisi menjadi potongan Rp 20.000 per hari untuk 10 pesanan atau lebih.

“Beban Skema Hemat naik dari 2,5% menjadi 16,6% terhadap pendapatan harian pengemudi,” ujar Lily.

Ia merujuk pada survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan tahun 2022 yang menunjukkan pendapatan harian pengemudi ojek daring sebesar Rp 100.000 setelah potongan layanan platform. Untuk mencapai angka tersebut, pengemudi harus menyelesaikan sekitar 12 perjalanan per hari.

Namun setelah dikurangi biaya operasional dan potongan Skema Hemat, pengemudi hanya membawa pulang sekitar Rp 50.000 per hari. Artinya, pendapatan bersih per perjalanan hanya sekitar Rp 4.100, sementara konsumen dikenai biaya sekitar Rp 12.000 per perjalanan.

“Kementerian Ketenagakerjaan harus tegas terhadap platform agar menghapuskan skema diskriminatif tersebut,” kata Lily.

Tanggapan Grab Indonesia

Director Mobility and Logistics Grab Indonesia, Tyas Widyastuti menjelaskan bahwa program Akses Hemat diluncurkan sejak awal 2025 setelah mempertimbangkan masukan dari mitra pengemudi yang menginginkan layanan GrabBike Hemat tetap tersedia.

“Program Akses Hemat adalah program tambahan yang bersifat opsional dan memungkinkan mitra pengemudi mendapatkan akses pada layanan GrabBike Hemat,” kata Tyas dalam pernyataan tertulis kepada Katadata.co.id, Sabtu (19/4).

Ia menegaskan bahwa program tersebut tidak bersifat wajib, dan mitra pengemudi dapat berhenti berpartisipasi kapan saja tanpa dikenakan biaya.

“Grab akan terus meninjau program baru ini secara berkala dan menerapkan penyesuaian jika diperlukan,” kata Tyas.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan