LG Batal Investasi Baterai Mobil Listrik, Gaikindo Nilai Ekosistem RI Belum Siap


Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan bahwa ekosistem industri mobil berbasis baterai listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia belum sepenuhnya siap.
Hal ini disampaikan Gaikindo saat menanggapi keluarnya LG Energy Solution dari konsorsium investasi pabrik baterai EV terintegrasi senilai Rp 130,7 triliun.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara menekankan pentingnya perencanaan matang dalam membangun ekosistem industri EV. Menurutnya, infrastruktur industri otomotif dalam negeri, terutama sektor pemasok suku cadang, belum siap mendukung produksi EV secara menyeluruh.
“Jumlah pemasok suku cadang mobil di dalam negeri masih di bawah 1.000 unit, apalagi untuk suku cadang EV. Itu menjadi tantangan bagi pabrik EV dalam memastikan ketersediaan komponen,” ujar Kukuh kepada Katadata.co.id, Selasa (22/4).
Potensi Pasar Kendaraan RI Masih Besar
Meski begitu, Kukuh melihat potensi pasar kendaraan di dalam negeri masih besar. Tingkat kepemilikan mobil di Indonesia baru mencapai 99 unit per 1.000 penduduk, yang mencerminkan ruang pertumbuhan yang luas.
Ia juga mencatat adanya peningkatan pangsa pasar mobil rendah emisi berbasis listrik atau low carbon emission vehicle (LCEV), yang mencakup EV dan mobil hibrida. “Pangsa pasar LCEV terhadap total penjualan mobil tahun lalu sudah mencapai 11%,” ujarnya.
Data Gaikindo menunjukkan penjualan EV pada 2023 mencapai 43.193 unit, naik 153,21% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 17.058 unit.
Namun demikian, Kukuh menilai pertumbuhan pasar semata tidak cukup untuk menarik investasi di sektor otomotif. Ia menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang sehat agar daya beli masyarakat mendukung perkembangan industri ini.
“Daya beli masyarakat perlu tumbuh. Jangankan membeli EV, pembelian mobil konvensional saja masih terganggu sampai saat ini,” kata Kukuh.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil domestik turun 13,9% secara tahunan pada 2024 menjadi 865.723 unit. Sebelumnya, penjualan mobil pada 2023 mencapai lebih dari 1 juta unit untuk pertama kalinya pasca pandemi Covid-19.
Tekanan tersebut berlanjut pada kuartal I 2024, dengan penjualan dari produsen ke distributor (wholesale) turun 4,7% secara tahunan menjadi 205.160 unit.
“Penurunan penjualan wholesale pada Januari–Maret terjadi karena daya beli belum sepenuhnya pulih,” ujar Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto, kepada Katadata.co.id, Rabu (16/4).