Profil Huayou, Perusahaan Pengganti LG di Proyek Baterai EV RI
Perusahaan Cina, Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd. akan menggantikan posisi LG Energy Solution (LGES) dalam proyek investasi baterai kendaraan listrik (EV) senilai US$ 9,8 miliar atau Rp 165 triliun.
Proyek yang telah disepakati antara Indonesia dan LG Energy Solution dari Korea Selatan pada 18 Desember 2020 akan berjalan sesuai rencana, meskipun LGES memutuskan mundur dari sebagian proyek yang tergabung dalam skema Indonesia Grand Package. Proyek ini mencakup pengembangan rantai pasok baterai EV secara terintegrasi, mulai dari penambangan hingga produksi baterai.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut, secara konsep pembangunan dari Grand Package ini tidak ada yang berubah. Infrastruktur dan rencana produksi tetap sesuai dengan peta jalan awal.
“Perubahan hanya terjadi pada level investor, LG tidak lagi melanjutkan keterlibatannya pada JV 1, 2, dan 3 yang baru, dan telah digantikan oleh mitra strategis dari Cina, yaitu Huayou, bersama BUMN," kata Bahlil dalam siaran pers, Rabu (23/4)
Profil Huayou
Berdasarkan laman resmi perusahaan, Huayou didirikan sejak 2002. Perusahaan ini berkantor pusat di Tongxiang, Zhejiang, Cina.
Perusahaan ini telah membangun lima sektor bisnis industri energi baru, industri material baru, industri nikel Indonesia, industri sumber daya Afrika dan industri daur ulang. Bisnisnya ini mencakup seluruh rantai industri bahan baterai lithium-ion energi baru, termasuk pengembangan sumber daya kobalt, nikel dan litium, penyulingan ramah lingkungan dari logam non-besi, penelitian dan pengembangan serta pembuatan bahan baterai lithium-ion, dan daur ulang sumber daya.
Setahun setelah perusahaan berdiri, pimpinan perusahaan pada 2003 mengunjungi Afrika untuk pertama kalinya. Menandai pertama kalinya Huayou investasi dalam proyek kobalt di Afrika. Huayou kemudian menandatangani perjanjian untuk mendirikan basis manufaktur material baru di Quzhou, Cina pada 2011.
Kemudian, Huayou terdaftar di Bursa Efek Shanghai sejak 2015 atau 13 tahun pasca perusahaan berdiri. Lima tahun pasca penandatanganan perjanjian, pada 2016 Huayou New Energy Technology (Quzhou) Co, Ltd didirikan, menandai transisi perusahaan dari industri kobalt ke industri baterai lithium energi baru.
Huayou mulai melebarkan sayapnya ke Indonesia sejak 2018, dalam kunjungannya pimpinan perusahaan Chen Xuehua untuk pengembangan sumber daya nikel dan kobalt di Indonesia.
Meski mulai melebarkan sayap internasional, Huayou juga tetap memperbesar perusahaan secara domestik. Hal ini ditandai dengan pembangunan basis industri terpadu bahan Baterai Lithium Guangxi Huayou yang dimulai pada 2020.
Saat pandemi covid berlangsung tahun 2021, Huayou mengakuisisi B&M Science & Technology untuk melengkapi rantai industri terintegrasi perusahaan. Empat tahun sejak kunjungan pertamanya, pada 2022 proyek pengembangan sumber daya pertama Huayou di Indonesia, proyek Huayue, telah selesai dan mulai beroperasi.
Huayou semakin gencar memperbesar cakupannya. pada 2022 mereka mengakuisisi Proyek Lithium Acadia di Zimbabwe. Hal ini menandai keberhasilan pelaksanaan proyek sumber daya lithium pertama perusahaan.
Perusahaan juga memulai pembangunan proyek manufaktur ramah lingkungan bahan katoda terner nikel tinggi di Hongaria pada 2023. Selanjutnya, pada 2024 proyek prekursor Huaneng New Material (Indonesia) Co, Ltd memulai konstruksi dan selesai pada tahun yang sama, diikuti dengan peluncuran produk.
Dalam laman perusahaan disebutkan bahwa Huayou merupakan salah satu dari 500 perusahaan teratas Cina. Mereka menyebut Huayou adalah perusahaan teknologi tinggi yang terlibat dalam penelitian, pengembangan, dan pembuatan bahan baterai lithium-ion energi baru dan bahan kobalt baru. Setelah lebih dari dua puluh tahun berkembang, perusahaan telah membangun pola bisnis sumber daya luar negeri, manufaktur internasional, dan pasar global.
