Kemenperin Usul Setop Ekspor Kelapa Imbas Stok Langka, Ini Kata Kemendag

Ferrika Lukmana Sari
25 April 2025, 06:34
Kelapa
ANTARA FOTO/Andry Denisah/wpa.
Seorang pengepul menata kelapa dagangannya di Pasar Basah Mandonga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (16/4/2025). Pedagang mengaku sejak Januari 2025, pasokan buah kelapa di wilayah itu mengalami kelangkaan akibat petani lebih memilih menjual kelapa untuk diekspor sehingga harga melonjak dari Rp7 ribu per buah menjadi Rp13 ribu per buah.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah tengah mempertimbangkan sejumlah langkah untuk mengatasi kelangkaan kelapa di dalam negeri, termasuk opsi penghentian sementara atau moratorium ekspor kelapa bulat sebagai solusi jangka pendek.

Usulan penghentian sementara ekspor tersebut pertama kali disampaikan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebagai respons atas menurunnya pasokan bahan baku bagi industri pengolahan kelapa nasional.

Namun, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menilai bahwa kebijakan tersebut masih perlu dibahas lebih lanjut dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi menyatakan bahwa kebijakan terkait ekspor kelapa bulat masih dalam tahap pembahasan lintas kementerian dan lembaga. “Sedang dibahas, sedang digodok lebih lanjut,” ujar Fajarini di Jakarta, Kamis (24/4).

Ia menegaskan bahwa kebijakan ekspor kelapa nantinya akan mempertimbangkan kepentingan seluruh rantai pasok, dari hulu hingga hilir. "Intinya itu, kita kan pertama pengamanan pasar dalam negeri, kemudian mendorong ekspor. Jadi nanti kebijakan itu pastinya arah ke situ," katanya.

Terkait usulan moratorium ekspor kelapa bulat dari Kemenperin, Fajarini menyebut keputusan akhir masih menunggu hasil pembahasan bersama para pemangku kepentingan.

“Nanti dilihat saja hasilnya, karena kan kita tuh harus memperhatikan hulu hilirnya, semua harus diperhatikan. Jadi, nanti kebijakannya itu pasti yang paling sesuai lah,” katanya.

Banyak Pengusaha Ekspor Kelapa

Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso menyoroti tingginya harga kelapa ekspor yang menyebabkan stok dalam negeri menipis. Ia menyebut para pengusaha lebih memilih mengekspor karena harga di pasar luar negeri jauh lebih menguntungkan.

"Kan ini mahal, karena diekspor ya. Harga ekspor memang lebih tinggi daripada harga dalam negeri. Karena semua ekspor, akhirnya jadi langka dalam negeri," ujar Budi di Jakarta, Kamis (17/4).

Kemendag telah menggelar pertemuan dengan pelaku industri dan eksportir kelapa untuk mencari solusi atas kelangkaan stok di dalam negeri akibat tingginya volume ekspor.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan