Tekan NPL UMKM, Menteri Maman Minta Perbankan Bentuk Tim Pendamping UMKM


Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mendorong pihak perbankan untuk membentuk tim pendampingan UMKM. Menurutnya, tim tersebut akan digunakan khusus dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat yang bertujuan menekan potensi kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL).
Maman mencatat penggunaan tim pendamping berhasil membuat NPL sektor UMKM PT Permodalan Nasional Madani atau PNM sekitar 0,86% pada Agustus 2024. Dia menjelaskan PNM melakukan investasi dari keuntungannya untuk menjadi biaya operasi tim pendamping tersebut.
"Kan ada margin keuntungan dalam proses penyaluran kredit di industri keuangan ini. Kenapa tidak dialokasikan 1% sampai 1,5% dari margin kredit sebagai biaya operasional tim pendamping di bank-bank penyalur KUR," kata Maman di kantornya, Jumat (25/4).
Maman mengatakan tim pendamping tersebut akan melatih penerima KUR beberapa keahlian, seperti pengelolaan keuangan dan manajemen usaha. Maman memberikan sinyal tim pendamping di bank menjadi penting untuk menekan angka NPL saat ini.
Otoritas Jasa Keuangan mendata NPL perbankan ke sektor UMKM telah mencapai 4,03% pada Januari 2025. Angka tersebut lebih rendah dari capaian Januari 2024 sebesar 4,05%, namun lebih buruk dibandingkan capaian Desember 2024 sebesar 3,76%.
Maman mengingatkan penyaluran KUR masih dianggap aman jika NPL sektor UMKM di bawah 5%. Untuk diketahui, NPL sektor UMKM berada di atas 4% pada 10 dari 12 bulan sepanjang tahun lalu. NPL sektor UMKM tertinggi terjadi pada Mei 2024 atau sebesar 4,27%.
"Kami masih bisa memahami kenapa NPL di sektor UMKM berada di atas 4%, namun kami harus melakukan upaya untuk dapat menekan NPL tersebut," katanya.
Penurunan daya beli pada akhirnya menekan omzet UMKM di dalam negeri karena konsumen mehanan pembelian. Badan Pusat Statistik mencatat, penurunan indeks harga konsumen dari 106,28 pada Juni 2024 menjadi 106,09 pada Juli 2024. Kondisi tersebut membuat deflasi berlanjut pada Juli 2024 sebesar 0,18%.