Menperin soal LG Mundur dari Proyek Baterai Listrik: Tak Perlu Khawatir

Desy Setyowati
28 April 2025, 06:35
LG Energy Solution, baterai listrik,
LG Energy Solution
LG Energy Solution
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Mundurnya konsorsium asal Korea Selatan yang dipimpin oleh LG Energy Solution dari proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia, dinilai tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Sebab, sudah ada mitra pengganti yakni Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd asal Cina.

“Dalam suatu konsorsium bisnis atau proyek skala besar, pergantian investor merupakan hal yang lazim terjadi. Ini tidak mengganggu target program pengembangan kendaraan listrik di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian atau Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan pers, Minggu (27/4).

Menurut dia, akselerasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia akan terus berjalan sesuai perencanaan dan target, apalagi sudah ada yang berproduksi. Ada dua perusahaan yang memproduksi baterai untuk motor listrik yakni PT Industri Ion Energisindo dan PT Energi Selalu Baru.

PT Industri Ion Energisindo memiliki kapasitas produksi 10 ribu unit baterai per tahun dan investasi Rp 18 miliar. Sementara itu, PT Energi Selalu Baru mempunyai kapasitas produksi 12 ribu per tahun dengan nilai investasi Rp 15 miliar.

Untuk sektor roda empat, ada PT HLI Green Power yang merupakan konsorsium Hyundai Grup dan LG. Produsen sel baterai ini memiliki kapasitas tahap pertama 10 GWh, dengan total nilai investasi US$ 1,1 miliar.

Industri sel baterai itu akan memasok 150 ribu hingga 170 ribu unit kendaraan bermotor listrik melalui PT Hyundai Energy Indonesia, selaku industri baterai pack yang memiliki kapasitas produksi 120 ribu pack baterai kendaraan bermotor listrik dengan total investasi Rp 674 miliar.

Agus Gumiwang menjelaskan perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air menunjukkan grafik positif setiap tahunnya. Produksinya naik 78% dari 116 ribu unit pada 2023 menjadi 207 tahun lalu.

"Hal ini didorong oleh berbagai kebijakan strategis pemerintah, termasuk memberikan kepastian dan kemudahan usaha, penyusunan roadmap, serta pengoptimalan Tingkat Komponen Dalam Negeri alias TKDN,” kata dia.

Kemenperin masih konsisten dalam menetapkan target produksi kendaraan listrik yakni sembilan juta motor mobil listrik, serta 600 ribu bus dan mobil listrik pada 2030.

Target tersebut diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengurangan konsumsi Bahan Bakar Minyak alias BBM 21,65 juta barel atau setara pengurangan emisi CO2 7,9 juta ton secara total.

Di Indonesia, sudah terdaftar  63 perusahaan yang mempercayakan sepeda motor mereka diproduksi di Indonesia, dengan kapasitas produksi 2,28 juta unit per tahun. Selain itu, ada sembilan perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan jumlah kapasitas produksi 70.060 unit per tahun dan investasi Rp 4,12 triliun.

Terdapat pula tujuh perusahaan yang sudah memproduksi bus listrik, dengan jumlah kapasitas produksi 3.100 unit per tahun dan total investasi Rp 380 miliar.

“Jadi, keseluruhan investasi Rp 5,63 triliun. Investasi ini yang perlu kami jaga, karena membawa multiplier effect bagi perekonomian, termasuk peningkatan jumlah tenaga kerja di Indonesia,” ujar Menperin.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan