Kadin Upayakan Bebas Tarif untuk Ekspor Produk Garmen ke AS

Rezza Aji Pratama
4 Mei 2025, 09:42
Pekerja menyelesaikan produksi kain di PT Trisula Textile Industries, Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa (15/4/2025). Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendorong pemerintah agar kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib dan pelabelan dalam bahasa
ANTARA FOTO/Abdan Syakura/YU
Pekerja menyelesaikan produksi kain di PT Trisula Textile Industries, Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa (15/4/2025). Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendorong pemerintah agar kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib dan pelabelan dalam bahasa Indonesia diberlakukan kembali di perbatasan (border) guna mengamankan pasar domestik dari limpahan impor barang tekstil yang tidak sesuai standar dan lebih murah (dumping) dari negara lain yang terdampak tarif timbal balik atau resiprokal Amerika Serikat k
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengupayakan agar produk garmen dari dalam negeri menikmati tarif impor rendah ke Amerika Serikat.

Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie mengatakan ia sudah bertemu dengan Vice President National Cotton Council AS Robbie Minnich untuk melobi agar produk garmen Indonesia memperoleh fasilitas bebas tarif. Kadin mengusulkan jika industri lokal menggunakan kapas dari AS yang sudah diolah, maka bisa memperoleh tarif serendah mungkin ketika diekspor dalam bentuk garmen.

“Syukur-syukur bisa 0 persen,” katanya dalam keterangan resmi. 

Menurut Anin, pihaknya telah meminta NCC agar mempertimbangkan konsep ini dan membantu melobi pemerintah AS, dalam hal ini U.S. Trade Representative (USTR). Ia optimistis upaya ini akan membuat industri garmen di dalam negeri lebih kompetitif. Namun, Anin menyadari hal tersebut tidak mudah dilakukan karena kapas AS bersaing dengan pasokan dari negara lain seperti Cina dan Brasil. 

"Saya rasa meeting-nya sangat baik. Ini pertemuan yang berdampingan dengan pemerintah dan berfokus kepada kebijakan tarif, yang kami yakin pasti ada solusinya," kata Anin.

Saat ini ekspor Indonesia mencapai sekitar 2 miliar dolar AS per bulan. Dengan keseimbangan perdagangan yang lebih baik, peluang ekspor produk seperti garmen, alas kaki, dan elektronik akan semakin besar. 

Skema ini, lanjut dia, diharapkan dapat membawa manfaat luas terutama kepada industri garmen dan pekerja tekstil di Indonesia yang jumlahnya mencapai jutaan orang.




Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rezza Aji Pratama

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan