Garuda Buka Peluang Pembelian Pesawat Boeing yang Dikembalikan Cina

Mela Syaharani
7 Mei 2025, 17:13
Pesawat Garuda Indonesia, boeing
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Maskapai Garuda Indonesia mengatakan membuka peluang pembelian pesawat Boeing yang dikembalikan pembeli dari Cina. Pengembalian ini terjadi imbas perang dagang antara Negeri Panda dan Amerika Serikat. 

“Kami pasti memastikan dahulu apakah ada pesawatnya karena Cina dan AS sudah mau baikan. Kalau ada, kami pasti langsung beli,” kata Direktur Niaga Garuda Indonesia Ade R Susardi saat ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Rabu (7/5).

Saat ini Garuda selalu melihat peluang pembelian pesawat dari berbagai pihak. Apalagi perusahaan tahun ini menargetkan dapat mengoperasikan 100 pesawat.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebelumnya juga membuka peluang bagi maskapai penerbangan Indonesia yang ingin memiliki pesawat Boeing hasil pengembalian Cina ke AS. 

“Kami serahkan kepada maskapai, kalau mereka memandang kondisi perusahaan bisa mendatangkan pesawat tersebut mungkin akan bagus, karena kita memang masih membutuhkan pesawat lebih banyak,” kata Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi pada 24 April lalu. 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sempat mengatakan jumlah pesawat yang dibutuhkan di dalam negeri mencapai 750 unit. Dengan kata lain, jumlah pesawat nasional masih kurang sekitar 44% dari kebutuhan atau hanya tersedia sekitar 420 unit. 

Penolakan Cina terhadap pesawat Boeing

Produsen pesawat global asal AS, Boeing, mengonfirmasi pelanggan mereka asal Cina menolak kiriman pesawat baru yang sudah dipesan. “Karena perang tarif, banyak pelanggan kami di Cina telah mengindikasikan bahwa mereka tidak akan melakukan pengiriman,” kata CEO Boeing, Kelly Ortberg dikutip dari Reuters pada akhir April 2025.

Kelly mengatakan penolakan Cina membuat perusahaannya akan mengalihkan pasokan jet baru tersebut ke pelanggan lain. Hal ini dilakukan saat kondisi global kekurangan pasokan pesawat komersial baru. 

Dua pesawat Boeing 737 MAX 8, yang telah diangkut ke Cina pada Maret untuk dikirim ke Xiamen Airlines, kembali ke pusat produksi Boeing di Seattle pada April lalu

Sebelum muncul kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, jet komersial diperdagangkan secara bebas bea di seluruh dunia di bawah perjanjian penerbangan sipil 1979. Setelah kebijakan itu tercetus, maskapai penerbangan Cina yang menerima pengiriman jet Boeing dapat terpukul tarif pembalasan yang diberlakukan oleh Beijing atas impor barang-barang AS. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan