Malaysia Dilanda Krisis Beras, RI Siap Ekspor Beras dari Kalimantan Barat

Andi M. Arief
8 Mei 2025, 15:40
Beras
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt.
Pekerja mengangkat beras di kawasan Pasar Dargo, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (30/4/2025). Kementerian Pertanian mencatat produksi beras nasional mencapai 950 ton per 29 April 2025 dan diperkirakan dapat menembus satu juta ton pada akhir bulan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan bahwa pemerintah akan mengekspor beras ke Malaysia. Namun rencana ekspor tersebut akan bergantung pada proyeksi produksi beras pada akhir 2025. 

Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Sam Herodian mengatakan bahwa pemerintah Indonesia dan Malaysia sudah bekerja sama dalam produksi padi di Kalimantan Barat. Tapi, ia belum bisa memastikan seberapa banyak beras yang akan dihasilkan atau seberapa luas lahan sawah yang digunakan dalam kerja sama itu.

"Ekspor beras itu sudah pasti, karena sudah ada kerja sama  produksi beras di Kalimantan Barat, khusus untuk dikirim ke Malaysia. Mereka agak kesulitan di Sarawak, jadi pengiriman bisa lewat jalur darat nanti," kata Sam di Jakarta pada Kamis (8/5).

Sam mengungkapkan luas sawah dari kerja sama tersebut mencapai ratusan ribu hektar. Badan Pusat Statistik (BPS) mendata produktivitas padi nasional lebih dri 5 ton per hektare. Dengan begitu, pemerintah berencana mengekspor lebih dari 500.000 ton gabah ke Malaysia.

Dia memberikan sinyal ekspor beras sebagai keniscayaan karena tingginya stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada saat ini. Sam memproyeksikan stok CBP akan mencapai 4 juta ton pada bulan ini atau mencapai rekor tertinggi sejak masa merdeka.

Pada saat yang sama, pemerintah akan fokus memenuhi stok CBP sebelum melakukan ekspor. Namun pemerintah baru akan mulai memutuskan pembukaan keran ekspor beras secepatnya pada September 2025.

"Kemungkinan keran ekspor dibuka pada kuartal terakhir tahun ini, kalaupun ada. Namun bisa saja keputusan itu lebih cepat setelah melihat luas tanam sawah pada September 2025," ujarnya.

Malaysia sedang dilanda krisis beras akibat produksi dalam negeri yang menurun dan ketergantungan pada impor. Penurunan pasokan disebabkan oleh peningkatan suhu global, cuaca yang tidak menentu dan lahan pertanian yang terus menyusut.

Menunggu Arahan Prabowo

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan siap mengekspor beras selama ada penugasan langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Hal tersebut disampaikan setelah Amran memproyeksi pasokan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai 4 juta ton pada bulan ini.

Amran mencatat stok CBP yang dikelola Perum Bulog mencapai 3,51 juta ton hingga Minggu (4/5). Dengan begitu, pemerintah akan menyerap sekitar 500.000 ton beras atau gabah setara beras hingga akhir bulan ini.

"Kalau sekarang ada perintah presiden untuk ekspor, kami akan langsung menindaklanjuti. Kami bersyukur stok beras nasional tinggi saat kondisi stok beras di beberapa negara agak kesulitan," kata Amran di kantornya, Senin (5/5).

Untuk diketahui, sistem pergudangan yang dimiliki Bulog adalah stok dinamis. Dengan begitu, Bulog akan mengeluarkan stok secara berkala sebagai skema pembaruan CBP.

Sejauh ini, pengeluaran stok CBP dilakukan dengan dua cara, yakni pemberian bantuan sosial berbentuk pangan dan ekspor. Untuk diketahui, pemerintah telah mengalokasikan 960.000 ton CBP untuk disalurkan sebagai bantuan pangan selama enam bulan pada 2025. 

Dengan begitu, potensi stok CBP yang dapat diekspor mencapai lebih dari 3 juta ton. "Namun kami tetap menunggu perintah presiden sebelum mengekspor beras," ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan