Waspadai Dampak Konflik India-Pakistan, Kementan Siapkan Pasar Baru Ekspor Sawit

Ferrika Lukmana Sari
14 Mei 2025, 17:43
Sawit
ANTARA FOTO/Yudi Manar/foc.
Pekerja memikul tandan buah kelapa sawit hasil panen di kawasan perkebunan sawit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (3/5/2025). PT Perkebunan Nusantara IV Regional I Sumatera Utara menargetkan produksi sawit tahun 2025 sebanyak 3,023,716,000 kilogram.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan bahwa pemerintah membuka opsi pasar baru untuk ekspor minyak kelapa sawit sebagai langkah mitigasi menghadapi potensi dampak konflik antara India dan Pakistan.

Direktur Tanaman Sawit dan Aneka Palma Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan Ardi Praptono menyebut beberapa negara yang dibidik antara lain negara-negara di Afrika seperti Mesir hingga Afrika Selatan, serta negara-negara di kawasan Asia Timur.

“Kita akan membuka pasar-pasar baru, terutama di Afrika dan lain-lain. Kita belajar dari pengalaman sebelumnya, seperti negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat. Fokus kita saat ini adalah pembukaan pasar baru,” ujar Ardi di Jakarta, Rabu (14/5).

Ia menegaskan bahwa sebagai salah satu produsen utama minyak sawit dunia, Indonesia perlu adaptif, terutama dalam memperluas promosi dan pemasaran ke pasar nontradisional.

“Hal ini juga harus menjadi perhatian para pemangku kepentingan, meskipun sampai saat ini belum terlihat dampak signifikan dari konflik terhadap ekspor sawit Indonesia,” kata Ardi.

Meski belum ada gangguan langsung, upaya mitigasi tetap perlu dilakukan berdasarkan pengalaman sebelumnya.

“Setahu saya, dari sisi Kementerian Pertanian belum ada (dampak dari konflik India–Pakistan). Tapi kita perlu mitigasi dari pengalaman kemarin yang dilakukan di Amerika Serikat,” ujarnya.

Dia melihat perkembangan saat ini, konflik tersebut kemungkinan besar akan berdampak pada ekspor sawit Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mulai masuk ke pasar-pasar baru.

Konflik Masih Terkendali, Tapi Ketegangan Belum Usai

Situasi di wilayah perbatasan India dan Pakistan masih tegang. Namun, kantor berita Asian News International (ANI) melaporkan bahwa wilayah seperti Jammu dan Kashmir tetap dalam kondisi tenang pada Selasa (13/5), meski sebelumnya sempat terjadi baku tembak dan pencegatan pesawat nirawak.

India dan Pakistan sempat mencapai kesepakatan untuk menghentikan semua tindakan militer di darat, udara, dan laut sejak 10 Mei 2025 pukul 17.00 waktu setempat (18.30 WIB).

Namun, pada malam yang sama, Kepala Wilayah Persatuan India Jammu dan Kashmir Omar Abdullah melaporkan suara ledakan dan aktivitas pertahanan udara India di dekat Srinagar, ibu kota musim panas wilayah tersebut.

Surat kabar Hindustan Times juga mengabarkan adanya baku tembak dan pencegatan drone di distrik Samba, wilayah yang berbatasan langsung dengan Pakistan. Meski begitu, laporan terbaru dari pasukan darat India menyebutkan bahwa situasi kembali normal.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan