Kalbe Farma Resmikan Pabrik CT Scan Pertama di Indonesia, Investasi Rp 260 M


PT Kalbe Farma Tbk telah meresmikan pabrik Computed Tomography atau CT Scan pertama di dalam negeri. Emiten industri kesehatan berkode KLBF ini telah mengalokasikan belanja modal senilai Rp 260 miliar untuk pabrik tersebut.
Untuk diketahui, CT Scan digunakan untuk menghasilkan gambar jaringan lunak, tulang, dan pembuluh darah dengan sinar-X untuk dianalisa dokter. Produksi CT Scan tersebut dilakukan oleh cicit usaha KLBF, yakni PT Forsta Kalmedic Global.
"Kami sudah mulai melakukan investasi sejak 2 tahun yang lalu melalui proses audit produksi. Hingga beberapa tahun ke depan, investasi yang akan kami keluarkan sekitar Rp 260 miliar," kata Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Bernadette Ruth Irawati Setiady di Pabrik CT Scan Frosta, Senin (2/6).
Irawati mengatakan produksi CT Scan akan menjadi titik awal Kalbe Farma untuk memproduksi alat kesehatan berteknologi tinggi lainnya di dalam negeri. Seperti diketahui, pemerintah menargetkan produksi lokal untuk tiga jenis alkes berteknologi tinggi, yakni CT Scan, Positron Emission Tomography Scan, dan Magnetic Resonance Imaging.
Kementerian Kesehatan mendata ketiga alkes diagnostik tersebut masih bergantung pada impor secara penuh. Kementerian Perindustrian mendata nilai impor CT Scan pada tahun lalu mencapai US$ 48,9 juta atau mendekati Rp 800 miliar.
"Kami secara bertahap akan masuk ke industri alkes dengan harapan kegiatan ini menjadi sumber mesin pertumbuhan baru pada masa depan," katanya.
Irawati menyampaikan produksi CT Scan di dalam negeri merupakan hasil kerja sama dengan GE Healthcare International. Forsta memproduksi CT Scan dengan merakit bahan baku dari GE Healthcare serta teknologi perakitan di dalam negeri.
Kerja sama tersebut dilakukan setelah Forsta melalui tiga tahapan audit oleh GE Healthcare selama 2 tahun agar dapat menjadi mitra perakitan. Dengan kata lain, seluruh suku cadang CT Scan saat ini dipasok oleh GE Healthcare.
CEO GE Healthcare International, Elie Chaillot, mengatakan fasilitas produksi CT Scan di dalam negeri memungkinkan ketersediaan peralatan diagnostik di penjuru negeri. Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan konsensus kesehatan dunia untuk memperbanyak adopsi alkes diagnostik dalam pelayanan kesehatan.
Di sisi lain, Chaillot mengatakan investasi pembelian alat diagnostik menghasilkan dampak perekonomian yang besar ke sebuah komunitas. Selain peningkatan kesehatan, Chaillot menilai investasi pengadaan CT Scan pada akhirnya akan meningkatkan jumlah lapangan kerja karena telah memiliki pabrik dalam negeri.
"Setiap rupiah yang diinvestasikan untuk pusat diagnosa akan menghasilkan dampak ekonomi hingga 180 kali lipat. Jadi, berapa banyak dampak alkes diagnostik ke masyarakat," kata Chaillot.