Impor Sapi Perah Terhambat Penyediaan Lahan di Jawa

Andi M. Arief
13 Juni 2025, 19:04
Sejumlah anak memberi makan sapi di Kapung Susu Dinasty, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (12/5/2025). Kampung susu di sentra peternakan sapi perah tersebut menjadi wisata edukasi favorit siswa sekolah dan dari kalangan keluarga karena menawarkan pengalaman
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/YU
Sejumlah anak memberi makan sapi di Kapung Susu Dinasty, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (12/5/2025). Kampung susu di sentra peternakan sapi perah tersebut menjadi wisata edukasi favorit siswa sekolah dan dari kalangan keluarga karena menawarkan pengalaman secara langsung memberi makan sapi, memeras susu hingga menikmati berbagai macam makanan minuman berbahan baku susu.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengatakan komitmen investasi  susu segar dinilai masih terjaga kuat. Namun, impor sapi perah saat ini masih terkendala kesiapan lahan dan mitra peternak lokal.

Untuk diketahui, setidaknya 134 perusahaan telah menyampaikan komitmen untuk mengimpor sapi perah pada tahun lalu. Namun importasi sapi perah secara tahun berjalan baru dilakukan oleh 11 entitas.

"Masalah realisasi impor sapi perah bukan pada kemauan investor, tapi kesiapan lahan dan peternak mitra di dalam negeri. Pengusaha mau sapi yang datang dekat dengan pasar, sedangkan penyiapan lahan luas di Pulau Jawa dan sekitarnya tidak mudah," kata Sudaryono di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jumat (13/6).

Kementan mendata volume impor sapi perah untuk mendukung makan bergizi gratis (MBG), baru mencapai sekitar 9.700 ekor sampai hari ini, Jumat (13/6). Dengan kata lain, importasi sapi perah selama lima bulan terakhir tidak mencapai 5% dari target 200.000 ekor sepanjang tahun ini.

Karena itu, Sudaryono berkomitmen untuk mendorong investor untuk merealisasikan impor sapi perah dalam waktu dekat. Menurutnya, pemerintah optimistis dapat menambah populasi sapi perah lokal setidaknya 150.000 ekor pada tahun ini.

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan penambahan populasi sapi perah lokal sebesar 1,3 juta ekor hingga 2029. Sudaryono mengingatkan impor sapi perah tidak akan dilakukan dalam jumlah banyak.

Sudaryono berpendapat investor mendatangkan sapi perah dalam jumlah minimum pada tahun pertama. Sebab, pengusaha akan memastikan komitmen pemerintah terkait penyerapan susu segar dalam program MBG.

Pada saat yang sama, Sudaryono mengingatkan para investor bahwa kemudahan impor sapi perah ke dalam negeri tidak akan permanen. Insentif tersebut akan dihentikan saat target penambahan populasi sapi perah terpenuhi, yakni 1,3 juta ton.

"Akses impor sapi perah bukan dihalangi nantinya, namun prosesnya tidak akan semudah saat ini," katanya.

Ketua Kelompok Fungsi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Peternakan Kementan, Maria Nunik Sumartini, mengatakan rendahnya volume impor sapi perah disebabkan oleh pelemahan ekonomi. Kondisi saat ini dinilai membuat kemampuan finansial investor dalam mengimpor sapi perah terbatas.

Dia mengatakan pemerintah tidak akan mengubah target volume impor sapi perah sejumlah 200.000 ekor pada tahun ini.  Namun, dia mengakui belum memiliki strategi baru untuk mendorong sektor swasta menggenjot volume impor sapi perah.

Maria mengingatkan bahwa pemenuhan penambahan populasi sapi perah sangat bergantung pada kemampuan pihak swasta. Sebab, program tersebut tidak menggunakan anggaran sama sekali.

"Kami sudah senang dengan mereka menyampaikan komitmen impor sapi perah secara mandiri," ujarnya.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan