Pengusaha Was-was Biaya Logistik Naik Imbas Konflik Israel - Iran
Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo menilai komoditas yang rentan dengan peningkatan tensi perang Israel-Iran adalah minyak mentah dunia. Alhasil, peningkatan biaya logistik akan menjadi faktor akan menjadi ancaman bagi seluruh pengusaha di dalam negeri.
Ketua Bidang Perdagangan Apindo, Anne Patricia Sutanto, mengatakan biaya logistik domestik akan otomatis naik dengan tumbuhnya harga minyak mentah dunia. Untuk diketahui, kawasan Timur Tengah memasok sekitar sepertiga dari produksi minyak mentah dunia.
"Yang patut diwaspadai dari peningkatan tensi perang Iran-Israel adalah biaya logistik. Kedua, jalur-jalur kapal logistik yang terganggu akibat perang juga harus diwaspadai," kata Anne kepada Katadata.co.id, Senin (16/6).
Walau demikian, Anne meyakini perusahaan logistik di dalam negeri telah memiliki mitigasi terkait risiko perang. Karena itu, penyesuaian biaya logistik diharapkan lebih adil kepada pengguna jasa logistik agar tidak mengubah harga jual produk di dalam negeri.
Anne mencatat belum ada keluhan dari pengusaha terkait biaya logistik sejauh ini. Sebab, pengusaha meyakini perusahaan logistik laut telah memiliki mitigasi terkait risiko perang di timur tengah.
"Peningkatan tensi perang kali ini bukan yang pertama terjadi di Timur Tengah. Selama 5 tahun terakhir sudah ada beberapa insiden yang ada berdampak pada jalur logistik ke dalam negeri," ujarnya.
Harga minyak dunia naik 2% di awal perdagangan Asia, Senin (16/6). Kenaikan ini dipicu oleh saling serang Israel – Iran selama Jumat hingga Minggu, yang dikhawatirkan memicu konflik regional yang lebih luas dan mengganggu ekspor minyak dari Timur Tengah.
Harga minyak mentah Brent naik 2,3% menjadi US$ 75,93 per barel pada pukul 22.53 GMT, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 2,2%, menjadi US$ 74,60.
Trading Economics mendata harga minyak mentah West Texas Intermediate naik sekitar 16% secara bulanan menjadi sekitar US$ 72 per barel hari ini, Senin (16/6). Harga minyak mentah WTI menyentuh titik terendahnya secara tahun berjalan pada 6 Mei 2025 di level US$ 59,09 per barrel sebelum masuk ke tren pertumbuhan pada awal bulan ini.
Reuters melaporkan perkembangan terakhir telah memicu kekhawatiran mengenai gangguan pada Selat Hormuz, yang merupakan jalur pelayaran penting. Sekitar seperlima dari total konsumsi minyak dunia melewati selat ini, atau sekitar 18 hingga 19 juta barel per hari (bph) minyak, kondensat, dan bahan bakar.
Iran merupakan salah satu anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang saat ini memproduksi minyak sekitar 3,3 juta bph, serta mengekspor lebih dari 2 juta bph minyak dan bahan bakar.
