Krisis Iran-Israel Berdampak ke Industri, Pemerintah Fokus Mitigasi Korban PHK

Andi M. Arief
24 Juni 2025, 12:00
korban phk, yassierli, menaker
ANTARA FOTO/Ferlian Septa Wahyusa/YU
Buruh berjalan menuju Monumen Nasional untuk memperingati Hari Buruh Internasional 2025 di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (1/5/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli menilai peningkatan tensi perang Iran-Israel akan mempengaruhi sektor ketenagakerjaan dalam perusahaan berorientasi ekspor. Mitigasi yang disiapkan sejauh ini masih fokus pada kegiatan pasca pemutusan hubungan kerja atau PHK.

Pemerintah meyakini konflik tersebut akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi global. "Kami sudah ada rencana besar dalam mitigasi PHK dengan langkah spesifik, seperti manfaat lebih pada korban PHK melalui jaminan kehilangan pekerjaan," kata Yassierli di kantornya, Jakarta, Selasa (24/6).

Selain itu, dampak perang tersebut akan tertangani dengan penyaluran bantuan subsidi upah. BSU merupakan salah satu dari lima stimulus pertumbuhan ekonomi nasional kuartal kedua tahun ini yang bertujuan menjaga daya beli masyarakat.

Mitigasi terakhir adalah penyediaan pelatihan dan fasilitasi lowongan kerja baru. Seluruh mitigasi tersebut telah dikoordinasikan antar lembaga pemerintahan.

"Kondisi geopolitik harus direspon bersama-sama, karena dampak hilirnya adalah ketenagakerjaan," katanya.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan perang Iran-Israel mulai berdampak pada rantai pasok global, termasuk ke Indonesia. Sejumlah komoditas strategis seperti gandum, kedelai, gas, dan bahan bakar minyak (BBM) terancam terganggu akibat meningkatnya tensi geopolitik tersebut.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Apindo Sanny Iskandar menjelaskan gangguan ini terutama disebabkan terganggunya jalur logistik internasional, terutama jalur yang melewati Selat Hormuz. Jalur ini dikenal sebagai salah satu titik vital perdagangan global, termasuk pasokan energi.

Dampak tersebut juga akan berimbas pada biaya produksi dan distribusi di sektor industri yang bergantung pada komoditas tersebut. Karena itu, pemerintah perlu menyiapkan langkah mitigasi untuk menjaga stabilitas pasokan logistik dalam negeri, khususnya untuk energi.

“Hal ini penting agar industri manufaktur dan pangan tetap dapat menjalankan kegiatan usahanya,” ujar Sanny.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...