Antisipasi Paceklik Awal 2026, Bapanas Genjot 3 Juta Ton Stok Beras
Pemerintah menargetkan cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 3 juta ton pada akhir 2025. Target ini naik lebih dari 60% dibandingkan capaian akhir tahun lalu yang sebesar 1,8 juta ton.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menekankan bahwa penguatan stok diperlukan untuk mengantisipasi potensi paceklik pada Januari–Februari 2026, saat produksi beras biasanya melemah.
“Kami tidak ingin ada gagal panen, El Niño, ataupun La Niña. Target kami adalah menjaga kebutuhan beras nasional sebanyak 2,6 juta ton per bulan,” kata Arief di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Selasa (15/7).
Menurut Arief, cadangan beras pemerintah saat ini sempat menyentuh rekor tertinggi 4,2 juta ton. Namun, angka itu akan berkurang karena dipakai untuk dua program pemerintah pada Juli–Desember 2025, yakni bantuan pangan sebesar 2,7 juta ton dan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sekitar 1,3 juta ton.
“Grafik produksi beras pada semester kedua umumnya melemah. Karena itu, kami menyiapkan CBP pada paruh pertama tahun ini sebagai cadangan intervensi di paruh kedua,” ujar Arief.
Pemerintah Guyur Stimulus Ekonomi
Pemerintah juga mulai melaksanakan paket stimulus ekonomi untuk kuartal II/2025, yang berlaku selama Juni–Juli. Salah satu program utamanya adalah penebalan bantuan sosial berupa tambahan manfaat Kartu Sembako sebesar Rp 200 ribu per bulan, serta bantuan pangan berupa 10 kilogram beras per bulan.
Stimulus bansos ini menyasar 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM), dengan penyaluran dilakukan sekali pada akhir Juni berupa 20 kilogram beras untuk alokasi dua bulan.
Pemerintah mengalokasikan dana Rp 11,93 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dari jumlah tersebut, Rp4,9 triliun dialokasikan untuk bansos beras, termasuk biaya distribusi.
“Kami targetkan penyaluran dimulai akhir Juni sampai dengan Juli. Nanti Bapanas akan menugaskan Bulog untuk itu," kata Arief dalam keterangan resmi, Selasa (10/6).
Ia menargetkan penyaluran bantuan pangan beras minimal 95% tercapai pada pertengahan Juli 2025. Program ini diharapkan turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus menjaga daya beli masyarakat.
