Selain Indonesia, Ini Daftar Negara yang Borong Pesawat Boeing Imbas Tarif Trump

Mela Syaharani
29 Juli 2025, 06:05
Sejumlah jamaah calon haji kelompok terbang (kloter) 12 Aceh menaiki pesawat Garuda Indonesia Boeing 777 di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Jumat (30/5/2025). Sebanyak 127 calon haji kloter 12 atau kloter terakh
ANTARA FOTO/Khalis Surry/bar
Sejumlah jamaah calon haji kelompok terbang (kloter) 12 Aceh menaiki pesawat Garuda Indonesia Boeing 777 di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Jumat (30/5/2025). Sebanyak 127 calon haji kloter 12 atau kloter terakhir emkasi Aceh bergabung dalam satu pesawat bersama 104 jamaah calon haji kloter 24 emkasi Medan untuk diberangkatkan ke Tanah Suci dalam penyelenggaraan haji tahun 1446 H/2025 M.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sejumlah negara memutuskan untuk berkomitmen membeli pesawat Boeing setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan kebijakan impor tarif. Komitmen pembelian tersebut merupakan kesepakatan yang ditempuh agar Trump mau menurunkan tarif impor untuk negara tersebut.

Salah satu negara itu adalah Indonesia yang berkomitmen membeli 50 pesawat Boeing. Presiden Prabowo menilai syarat tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat maskapai milik negara Garuda Indonesia.

“Memang kita perlu untuk membesarkan Garuda. Garuda adalah kebanggaan kita,” kata Prabowo di Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta pada Rabu (16/7).

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani sudah mengungkapkan rencana tersebut. “Kita masih penjajakan untuk kemungkinan pembelian pesawat Boeing, antara 50 sampai 75 unit,” kata Wamildan saat ditemui usai rapat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (4/7).

Wamildan belum merinci waktu pasti realisasi pembelian tersebut, namun ia menyebut kemungkinan besar Garuda Indonesia akan memilih tipe Boeing Max, seperti seri 737 Max dan 787. “Masih dalam pembicaran, ada opsi 737 Max, 787, ada Max 8, ada baseline,” ujarnya.

Namun demikian, pembelian Boeing tersebut mandapatkan sorotan dari berbagai pihak. Pasalnya, pesawat buatan AS tersebut tengah menjadi sorotan di tengah banyaknya kasus kecelakaan dan kelalaian produksi. 

Salah satu kritik datang dari Anggota Komisi VI DPR, Rieke Diah Pitaloka, mempertanyakan rencana pembelian pesawat Boeing yang saat ini kerap dilanda masalah sehingga dinilai tidak laku. Dia mencontohkan sejumlah pesawat Boeing bermasalah seperti 787 dreamliner dan 737 Max yang pada akhirnya dikandangkan (grounded) oleh Garuda Indonesia. 

"Sementara orang lain menolak Boeing, tapi Amerika pasti memaksakan karena Boeing itu adalah salah satu simbol ekonomi Amerika. Ketika enggak laku, ini juga masalah simbol ekonominya,"kata Rieke saat Rapat Kerja dengan Menteri BUMN dan Kepala Pengelola Danantara, dikutip dari Youtube Komisi VI DPR.

Berikut daftar negara pemborong Boeing imbas kebijakan tarif trump:

Bangladesh

Bangladesh telah memesan 25 unit pesawat Boeing, garapan perusahaan asal Amerika Serikat (AS). Pembelian ini merupakan upaya negara untuk meningkatkan impor barang dari AS mengurangi defisit perdagangan AS US$ 6 miliar atau Rp 98 triliun.

Selain itu pembelian Boeing juga menjadi strategi Bangladesh untuk meredakan ketegangan usai pengumuman tarif resiprokal oleh Presiden Trump ke seluruh negara di Dunia. Tarif ini akan berlaku mulai 1 Agustus mendatang.

Bangladesh sendiri terkena penetapan tarif resiprokal sebanyak 35%. Besaran ini disebut mengancam sektor ekspor negara tersebut, terutama industri garmen yang berisiko kehilangan daya saing di salah satu pasar terbesar mereka.

Jepang

Pemerintah AS menyatakan telah mendapatkan komitmen dari Jepang yang akan membeli 100 buah pesawat Boeing, sebagai salah satu bagian perjanjian dagang antara kedua negara tersebut.

Kabar ini diumumkan langsung oleh Gedung Putih pada Rabu (23/7). Pemerintah Trump menyebut kesepakatan ini dapat mengurangi hambatan akses perusahaan AS ke pasar Jepang.

“Jepang telah berkomitmen untuk membeli pesawat komersial buatan AS, termasuk kesepakatan untuk membeli 100 pesawat Boeing,” kata Gedung Putih dikutip dari flight global, Senin (28/7).

Selain Indonesia, Bangladesh, dan Jepang, terdapat juga transaksi pembelian pesawat Boeing setelah pengumuman penerapan tarif resiprokal pada awal April 2025. berikut di antaranya:

Bahrain

Pangeran Mahkota Bahrain Salman bin Hamad Al Khalifa berencana untuk investasi US$ 17 miliar ke AS. Sebagai bagian dari investasi tersebut, Bahrain akan menandatangani kesepakatan antara Gulf Air dan Boeing/GE senilai sekitar US$7 miliar untuk 12 pesawat dengan opsi untuk enam pesawat tambahan.

Mengutip Al-Jazeera, kesepakatan tersebut juga mencakup penjualan 40 mesin GE, menurut Gedung Putih. Pengumuman dari putra mahkota ini tercetus setelah kesepakatan investasi asing yang dibuat Trump selama kunjungannya ke Timur Tengah pada Mei lalu. 

Qatar

Pada Mei lalu, Presiden AS Donald J. Trump dan Yang Mulia Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, menyaksikan penandatangan perjanjian pembelian pesawat Boeing oleh Qatar Airways.

Dikutip dari laman resminya, maskapai tersebut akan membeli 130 pesawat 787 Dreamliner dan 30 pesawat 777X milik Boeing. Berkat pesanan ini, akan menciptakan hampir 400 ribu lapangan pekerjaan di AS.

Saudi Arabia

Presiden Trump pada Mei lalu melakukan pertemuan dengan pemerintah Arab Saudi, untuk memperkuat kemitraan kedua negara dalam jangka panjang. Hal ini dilakukan melalui pemesanan pesawat terbang buatan Boeing.

AviLease, perusahaan leasing pesawat yang didukung Arab Saudi akan membeli 30 pesawat Boeing 737 MAX. Langkah ini menandakan semakin eratnya hubungan antara kedua negara, terutama di sektor penerbangan, dan menyoroti upaya Arab Saudi untuk mendiversifikasi ekonominya dalam kerangka inisiatif Vision 2030 yang ambisius.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...