Harga Susu Kemasan Bisa Turun Lebih dari 10% Tahun Ini, Apa Penyebabnya?

Andi M. Arief
1 Agustus 2025, 16:11
Warga membeli produk makanan di salah satu minimarket, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/12/2022). Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri makanan dan minuman mampu tumbuh 3,57 persen (year on year) dan mencatatkan diri sebagai
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/AWW.
Warga membeli produk makanan di salah satu minimarket, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/12/2022). Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri makanan dan minuman mampu tumbuh 3,57 persen (year on year) dan mencatatkan diri sebagai subsektor dengan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas pada kuartal III tahun 2022 yaitu sebesar 38,69 persen.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia atau Gapmmi memproyeksi harga susu dalam kemasan dapat turun lebih dari 10% pada tahun ini. Pasalnya, PT Lami Packaging Indonesia atau Lamipak saat ini mulai memproduksi kemasan aseptik yang bisa digunakan untuk susu di dalam negeri.

Ketua Umum Gapmmi, Adhi S Lukman menyampaikan kemasan berkontribusi hingga 30% dalam struktur harga minuman olahan di dalam negeri. Sejauh ini, seluruh kemasan aseptik yang menjadi kemasan susu olahan bergantung dari luar negeri.

"Lamipak bilang bisa banyak mereduksi biaya kemasan dalam produksi susu  olahan. Menurut mereka kontribusi kemasan ke struktur harga bisa kurang dari 20% karena biaya produksi mereka rendah akibat menggunakan teknologi terkini," kata Adhi di Pabrik Lamipak Serang, Banten, Jumat (1/8).

Dengan kehadiran pabrik baru tersebut, Lamipak bisa meningkatkan produksi kemasan aseptik menjadi 21 miliar unit per tahun. Adhi menilai pengoperasian Lamipak dapat memangkas nilai impor kemasan aseptik menjadi sekitar US$ 155 juta pada tahun ini.

Dia mengatakan, Lamipak dapat meningkatkan kepastian bahan baku dan memotong waktu produksi. Menurutnya, ketersediaan kemasan aseptik dapat dipangkas dari sekitar sebulan menjadi dua pekan. 

"Lamipak akan memudahkan pengadaan kemasan aseptik dari sisi kuantitas karena bisa disesuaikan. Karena itu, saya harap Lamipak juga bisa mendukung produksi industri kecil," ujarnya.

Badan Pusat Statistik mendata nilai impor kemasan aseptik mencapai US$ 310 juta pada 2023. Angka tersebut naik 10,7% dari realisasi tahun sebelumnya senilai US$ 280 juta.

Managing Director Lamipak Indonesia, Anton Hui mengatakan akan mulai masuk ke pasar domestik pada tahun ini. Seperti diketahui, Lamipak mulai beroperasi sejak tahun lalu dengan kemampuan produksi 12 miliar unit per tahun.

Anton mencatat rata-rata utilitas produksi pabriknya hanya dapat mencapai 30% selama 12 bulan terakhir. Menurutnya, angka tersebut akan naik menjadi 80% hingga akhir tahun dengan masuknya ke pasar domestik.

Walau demikian, Anton mengakui kontribusi pasar domestik ke total penjualan baru akan mencapai 20% hingga akhir tahun ini. Adapun mayoritas pengguna kemasan aseptik besutan Lamipak adalah pelanggan eksisting induknya di Cina.

Anton menjelaskan target pasar pabriknya adalah produk minuman yang mengutamakan higienitas tinggi. Karena itu, setiap produsen minuman olahan memerlukan waktu untuk memeriksa pabrik kemasan sebelum mengganti pemasok.

"Kita pabrik baru di Indonesia, jadi perlu waktu untuk mencari pelanggan di dalam negeri. Kekhawatiran utama produsen minuman olahan adalah kualitas kemasan yang tidak sesuai standar. Maka mereka butuh melakukan banyak tes sebelum membeli produk kami," katanya.

Pada saat yang sama, Anton memastikan pihaknya dapat memenuhi seluruh permintaan pasar domestik. Sebab, luas lahan yang digunakan saat ini baru sekitar 10% dari 135 hektare yang tersedia.

"Secara persentase, pasar domestik akan tetap sekitar 20% dari total penjualan. Namun volume penjualan kami ke dalam negeri akan naik. Selain itu, kami bisa meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar domestik," ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...