Prabowo: Ada Pengusaha Pangan yang Mau Memiskinkan Rakyat
Presiden Prabowo Subianto mengatakan ada pelaku usaha yang membahayakan perekonomian nasional. Menurutnya, pelaku usaha tersebut kini berusaha menyerang ketahanan pangan nasional.
Karena itu, Prabowo menilai aparat penegak hukum telah berkontribusi dalam mencapai kondisi ketahanan pangan saat ini. Seperti diketahui, purnawirawan TNI ini telah menginstruksikan langsung Menteri Pertanian, Amran Sulaiman untuk memberantas praktik mafia di industri beras.
"Kita menghadapi pemain-pemain di perekonomian nasional yang bila perlu, rakyat dimiskinkan terus agar mereka bisa menghisap kekayaan kita," kata Prabowo dalam rapat kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Rabu (6/8).
Seperti diketahui, Prabowo memberikan instruksi ke Amran sebagai tindak lanjut dari temuan pelanggaran standar beras di pasar. Prabowo menyampaikan pemerintah menghadapi pengusaha yang fokus pada keuntungan di industri pangan tanpa memperdulikan kondisi rakyat.
Prabowo menyampaikan realisme menjadi pondasi utama dalam menyusun strategi pemerintahannya. Oleh karena itu, tujuan utama Kepala Negara adalah swasembada pangan.
Prabowo mengklaim realisme telah membuat Cadangan Beras Pemerintah atau CBP menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa atau sejumlah 4,2 juta ton. Selain itu, Badan Pusat Statistik mendata nilai tukar petani atau NTP konsisten berada di atas level 120 poin selama 10 bulan terakhir.
"Idealisme perlu, tapi yang bisa selamatkan kita adalah realisme. Sejak lama saya berkeyakinan bangsa kita akan aman kalau kita kuasai pangan. Sebab, kita bisa jamin bisa memberi makan rakyat tiap hari, pekan, bulan, dan tahun," katanya.
Hasil investigasi Kementan bersama tim pengawasan pangan mengungkap praktik beras oplosan di sejumlah daerah. Modus beras oplosan tersebut dilakukan oleh perusahaan beras bermerek yang dengan harga premium, namun isinya ternyata campuran dengan beras medium atau tidak sesuai standar mutu beras premium.
Amran mengatakan, hasil investigasi menunjukkan bahwa beras premium bermerek tersebut ternyata memiliki kualitas rendah. taktik curang ini dinilai merugikan konsumen sekaligus mencoreng tata niaga pangan nasional.
Dia menegaskan tidak akan memberi toleransi terhadap pelaku pengoplosan. “Kami akan menindak tegas praktik seperti ini. Ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap petani, konsumen, dan juga semangat swasembada pangan,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Senin (14/7).
Menurut Amran, pelaku beras oplosan tersebut bahkan terindikasi dilakukan oleh perusahaan besar.
"Sangat kami sayangkan, sejumlah perusahaan besar justru terindikasi tidak mematuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Kalau diibaratkan, ini seperti membeli emas 24 karat namun yang diterima ternyata hanya emas 18 karat,” kata Amran dalam keterangan resmi, Senin (14/7).
