Istana soal Data Tenaga Kerja Diragukan: Kritik Pakai Data, Bukan Perasaan

Desy Setyowati
15 Agustus 2025, 06:32
serapan tenaga kerja, lowongan kerja,
ANTARA FOTO/Basri Marzuki/YU
Sejumlah pencari kerja memadati arena Job Fair yang digelar di Auditorium Universitas Tadulako di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (4/8/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menegaskan kritik terkait serapan tenaga kerja sebaiknya dilakukan dengan mengacu pada data resmi, bukan semata pada persepsi atau perasaan.

"Kalau tidak percaya atau meragukan data silakan berdebat untuk menyajikan data yang lain. Jadi tidak hanya memakai perasaan. Harus ada data yang disandingkan supaya kami bisa mendiskusikan soal data itu," kata Hasan di Jakarta, Kamis (14/8).

Pernyataan Hasan itu merespons pemberitaan tentang keraguan serikat buruh terhadap data penyerapan tenaga kerja yang dilaporkan Kementerian Perindustrian atau Kemenperin, yang mencapai 303 ribu orang pada paruh pertama tahun ini.

Hasan menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS, sektor industri tumbuh 5,6% dan investasi naik 6,9%. “Ini yang menjadi pengungkit pertumbuhan,” kata dia. Ia juga menyebutkan investasi yang masuk menciptakan 1,26 juta lapangan kerja baru per Agustus.

Dia juga menyebutkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi yang mencatat lima sektor terbesar yang merealisasikan investasi pada Januari – Juni, yakni industri logam dasar, transportasi dan telekomunikasi, pertambangan, perumahan, serta kawasan industri.

“Jadi misalnya, ada yang meragukan (data serapan tenaga kerja), silakan memunculkan data lain," kata Hasan.

Dalam rilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Juli, kepercayaan industri tercatat 52,89 poin, atau naik 1,05 poin dibandingkan bulan sebelumnya 51,84.

Menurut Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif pada Rabu (6/8), tren itu mencerminkan optimisme dan ketahanan pelaku industri nasional di tengah tekanan global dan pelemahan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang utama seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang dan Cina.

Dia menambahkan geliat pertumbuhan manufaktur tidak hanya tecermin dari angka statistik, tetapi juga aktivitas nyata di lapangan.

Pada semester I, tercatat 1.641 perusahaan melaporkan pembangunan fasilitas produksi baru melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) dengan nilai investasi Rp 803,2 triliun.

Dampak langsung dari ekspansi industri yaitu penyerapan tenaga kerja baru yang diperkirakan mencapai 303 ribu orang. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan jumlah pemutusan hubungan kerja atau PHK yang disampaikan oleh kementerian lain maupun asosiasi pengusaha.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...