Kemenperin Uji Teknologi CCU di Petrokimia Gresik, Klaim Tekan Emisi 65%

Mela Syaharani
18 September 2025, 15:50
Kemenperin
Katadata/Fauza Syahputra
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang saat menghadiri acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Assembly Hall, Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Acara tersebut membahas mengenai Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Perang Tarif Perdagangan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang melakukan pilot project penerapan teknologi carbon capture utilization (CCU) di PT Petrokimia Gresik. CCS  merupakan teknologi yang bisa menekan jumlah emisi karbon.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pilot project ini sudah berjalan sekitar tiga sampai empat bulan lalu. “Kami bekerja sama dengan salah satu perusahaan Taiwan, namanya UWIN (Uwin Resources Regeneration Inc.) dan juga dengan BUMN, PT Petrokimia Gresik,” kata Agus dalam acara Green Inifiative 2025, Kamis (18/9).

UWIN berperan sebagai pemilik teknologi carbon capture utilization (CCU), sementara PT Petrokimia Gresik menjadi perusahaan yang menerapkan teknologi tersebut. CCU dipasang pada cerobong pabrik di lokasi produksi.

Agus menjelaskan, CCU dipilih karena Kementerian Perindustrian menekankan pendekatan penciptaan nilai tambah dalam upaya mengurangi emisi di sektor industri.

“Alhamdulillah ini masih proses, trial and error. Kemarin saya dilaporkan bahwa teknologi CCU yang kami pakai itu bisa mengurangi 65% emisi. Ini angkanya mulai stabil,” ujarnya.

Menurut Agus, teknologi yang ditawarkan UWIN relatif murah sehingga bisa menghapus anggapan bahwa transisi menuju industri hijau selalu membutuhkan biaya dan investasi besar. “Teknologi ini sudah terbukti dan biayanya terjangkau,” ujarnya.

Penerapan CCU ini juga menghasilkan produk samping berupa soda ash, yaitu turunan natrium karbonat. Bahan ini umumnya digunakan sebagai pengatur pH agar kondisi alkalin tetap stabil. Produk soda ash tersebut dipasok untuk kebutuhan domestik, antara lain dalam industri kaca, detergen, tekstil, dan lainnya.

RI Masih Impor Soda Ash

Berdasarkan data Pupuk Kaltim, Indonesia masih mengimpor 90 ribu ton soda ash per tahun. Jumlah impor ini diprediksi meningkat sebanyak 1,27 juta ton per tahun pada 2030.

“Indonesia saat ini masih cukup besar mengimpor soda ash, jadi kalau diwajibkan kepada pelaku industri untuk menerapkan CCU. Bisa dibayangkan berapa besar soda ash yang bisa kita produksi dan menjadi subtitusi beban impor kita,” katanya.

Agus menyebut pilot project ini akan berlangsung selama enam bulan. Hasil awal akan terlihat dalam dua bulan ke depan, bersamaan dengan penyusunan rancangan kebijakan terkait penerapan CCU.

“Kalau sudah kami siapkan itu akan menjawab terkait biaya, kecepatan (terkait penerapan CCU),” ujar Agus.

Dia menjelaskan, pilot project ini baru melibatkan satu perusahaan pemilik teknologi. Setelah hasilnya terlihat, Kemenperin akan membuka peluang bagi perusahaan lain untuk ikut berpartisipasi.

“Bersaing dengan harga, ataupun kemampuan untuk menurunkan jumlah emisi yang lebih baik. Kalau Taiwan ini kan rata-ratanya 65%, barangkali ada yang bisa mengurangi (lebih besar) 2-3%,” katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...