Jadi Kepala Bapanas, Mentan Amran Diminta Prabowo Jaga Harga Bahan Pokok

Andi M. Arief
13 Oktober 2025, 17:10
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan LKBN ANTARA di Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Wawancara tersebut membahas strategi di balik pencapaian cadangan beras Pemerintah 4 juta ton per Mei
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/nz
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan LKBN ANTARA di Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Wawancara tersebut membahas strategi di balik pencapaian cadangan beras Pemerintah 4 juta ton per Mei 2025 dan upaya Kementerian Pertanian dalam memberantas mafia yang menghambat upaya swasembada pangan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Prabowo Subianto menugaskan Kepala Badan Pangan Nasional, Amran Sulaiman untuk menjaga harga di tingkat petani dan konsumen. Karena itu, Amran berencana untuk mengawasi harga pangan di pasar secara waktu nyata.

Amran mengatakan pihaknya akan fokus memantau pangan yang mendapatkan subsidi pemerintah, seperti beras, jagung, dan kedelai. Menurutnya, hal tersebut penting lantaran total anggaran negara untuk intervensi pangan mencapai Rp 150 triliun.

"Pesan khusus dari presiden adalah swasembada secepat-cepatnya, pertanian harus menguntungkan petani, dan konsumen tersenyum," kata Amran di kantor Bapanas, Senin (13/10).

Amran menyampaikan permasalah pertama yang ditemukannya setelah rapat perdana sebagai Kepala Bapanas adalah stabilitas harga pangan strategis. Dia berencana untuk menjaga stabilitas harga pangan di dalam negeri dengan memperhatikan Harga Pokok Produksi di tingkat petani dan Harga Eceran Tertinggi di tingkat konsumen

"Semua pangan yang mendapatkan subsidi pemerintah harus kami intervensi dan awasi. Kami harus menstabilkan harga bahan pangan pokok, khususnya yang disubsidi pemerintah," ujarnya.

Kementerian Pertanian menduga tingginya biaya logistik dan margin yang diambil peritel diduga menjadi penyebab utama kenaikan harga pangan di pasar. Salah satu komoditas yang menjadi sorotan dan diwaspadai pada akhir tahun ini adalah telur ayam ras.

"Telur ayam ras sudah masuk dalam tren kenaikan inflasi sedang dan perubahan IPH (indeks perkembangan harga) kategori kenaikan sedang," kata Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi di Jakarta, Senin (6/10).

Dalam catatannya, ada tiga kabupaten/kota dengan pertumbuhan IPH tinggi akibat telur ayam ras, yakni Kota Tanjungbalai (Sumatera Utara), Kabupaten Buton Utara (Sulawesi Tenggara), dan Kabupaten Tasikmalaya (Jawa Barat).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...