Prabowo Targetkan Produksi Timah Melejit Tahun Depan Usai Setop Penyelundupan

Muhamad Fajar Riyandanu
16 Oktober 2025, 07:40
prabowo, timah, penyelundupan
Humas Setkab/Rahmat
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan, ada sekitar 1.000 tambang timah ilegal di Bangka Belitung. Kondisi itu disebut sebagai pemicu hilangnya 80% dari total produksi timah nasional akibat kegiatan penambangan tanpa izin dan penyelundupan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Prabowo Subianto menargetkan produksi timah dapat kembali meningkat pada tahun depan setelah sempat menurun dalam beberapa tahun terakhir. Ia optimistis pendapatan negara dari timah akan meningkat hingga kali lipat pada tahun depan dibandingkan posisi tahun lalu.

“Tahun depan, kami harap produksi timah bisa kembali ke posisi semula, sehingga pendapatan negara bisa meningkat tiga sampai empat kali lipat dibanding tahun lalu,” kata Prabowo saat menjadi pembicara dalam Dialog ‘A Meeting of Minds’ dengan Steve Forbes pada Forbes Global CEO Conference 2025 di  Jakarta pada Rabu (15/10) malam. 

 Keyakinan itu muncul setelah pemerintah menghentikan praktik penyelundupan timah melalui operasi gabungan aparat penegak hukum di Bangka Belitung (Babel). Prabowo menceritakan dalam operasi tersebut aparat menemukan satu sampan yang mencoba membawa timah hasil selundupan. 

Pemerintah juga menyita sejumlah barang bukti lain berupa batangan timah dan logam tanah jarang. Prabowo menyebut, langkah pengawasan dan penegakan hukum tersebut menyelamatkan potensi kerugian hingga US$ 2 miliar.

Ketua Umum Partai Gerindra itu menyampaikan, ada sekitar 1.000 tambang timah ilegal di Bangka Belitung. Kondisi itu disebut sebagai pemicu hilangnya 80% dari total produksi timah nasional akibat kegiatan penambangan tanpa izin dan penyelundupan. 

“Saya membentuk program pelatihan militer dengan kapal angkatan laut, pesawat, helikopter, dan drone. Kami menutup dua pulau itu, tidak ada kapal yang boleh keluar masuk tanpa sepengetahuan kami. Hasilnya, penyelundupan berhenti," ujar Prabowo.

Prabowo sebelumnya telah menyerahkan barang rampasan negara kepada PT Timah dalam sebuah seremoni di kawasan smelter PT Tinindo Internusa, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung pada Senin (6/10). 

Aset tersebut berasal dari enam smelter swasta yang terjerat kasus tata niaga timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah pada 2015 hingga 2022. “Jadi yang terlibat sudah dihukum dan pihak berwajib, kejaksaan yang sudah menyita enam smelter,” kata Prabowo dalam keterangan pers kepada wartawan. 

Prabowo mengatakan, nilai aset sitaan dari enam smelter bersama barang-barang lainnya diperkirakan mendekati Rp 6 triliun sampai Rp 7 triliun. Barang rampasan yang diserahkan mencakup aset dalam jumlah besar dan beragam, di antaranya terdapat 108 unit alat berat, 99,04 ton produk kristal timah (Sn), serta 94,47 ton timah mentah (crude tin) dalam 112 bentuk balok.

Barang rampasan ini juga mencakup aluminium sebanyak 15 bundel seberat 15,11 ton dan 10 karung jumbo dengan total berat 3,15 ton, hingga logam timah murni atau refined tin seberat 29 ton yang dikemas dalam 29 bundel. Selain itu, terdapat 195 unit alat pertambangan, 53 unit kendaraan, 680.687,60 kilogram logam timah dan 22 bidang tanah dengan luas total 238.848 meter persegi, serta 1 gedung mess.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...