Garuda Butuh 7 Tahun untuk Dapat Pesawat Baru, Danantara Buka Suara

Ferrika Lukmana Sari
1 November 2025, 11:22
Garuda
ANTARA FOTO/Andri Saputra/YU
Pesawat Garuda bersiap lepas landas di Bandara Sultan Babullah Ternate, Maluku Utara, Kamis (28/11/2024). Pemerintah resmi menurunkan harga tiket pesawat domestik hingga 10 persen yang berlaku selama 16 hari periode Natal dan Tahun Baru, terhitung mulai 19 Desember 2024 sampai 3 Januari 2025 di seluruh Bandara di Indonesia, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto guna mengurangi beban harga tiket pesawat serta meningkatkan aktivitas pariwisata dalam negeri.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara mengungkapkan bahwa proses pembelian pesawat baru PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diperkirakan baru bisa terealisasi paling cepat dalam tujuh tahun ke depan.

“Masalahnya, kita mau beli, investasi pesawat baru. Tapi pengiriman pertamanya tujuh tahun dari sekarang. Beli pesawat lagi antre,” ujar Managing Director Stakeholders Management and Communications Danantara Indonesia Rohan Hafas dalam taklimat media di Jakarta, Jumat (31/10).

Rohan menjelaskan, antrean tersebut berlaku baik untuk pesawat buatan Boeing maupun Airbus. Kedua produsen tengah menghadapi antrean produksi panjang di tengah tingginya permintaan global.

“Kan sudah dikontrak waktu restrukturisasi, kita harus beli Boeing. Tapi, baik Boeing atau Airbus, dua-duanya tujuh tahunan,” katanya.

Garuda Fokus Selesaikan Kewajiban Utang

Menurut Rohan, Garuda Indonesia saat ini masih berfokus menyelesaikan kewajiban pembayaran utang kepada lessor. Sebelumnya, maskapai pelat merah itu mendapatkan dukungan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Namun, setelah setoran dividen dialihkan ke Danantara, dukungan tersebut kini menjadi tanggung jawab lembaga sovereign wealth fund (SWF) tersebut.

“Kalau pesawat mengangsurnya telat, pasti di-grounded (dilarang terbang). Dan kemarin ada keterlambatan antara peralihan ini, jadi sempat di-grounded beberapa pesawat. Kalau telat seperti itu, penumpang berkurang, penghasilan kurang, jadi rugi,” katanya.

Kondisi itulah yang melatarbelakangi Danantara melakukan injeksi dana senilai Rp6,65 triliun atau setara US$ 405 juta kepada Garuda Indonesia.

Injeksi ini dilakukan dalam bentuk pinjaman pemegang saham (shareholder loan) melalui PT Danantara Asset Management (Persero). “Itu memang skema cicilannya yang akan terus dilaksanakan sesuai dengan perjanjian restrukturisasinya,” kata Rohan.

Sebagai catatan, injeksi dana tersebut merupakan bagian dari pendekatan baru dalam restrukturisasi dan transformasi persero di bawah pengelolaan Danantara Indonesia.

Dana itu akan digunakan untuk pemeliharaan, perbaikan, dan pemeriksaan armada, sebagai bagian dari total dukungan pendanaan sekitar US$ 1 miliar.

Dukungan transformasi komprehensif ini mencakup optimalisasi bisnis, pendanaan jangka panjang, serta pendampingan menyeluruh berbasis tata kelola dan restrukturisasi penyehatan kinerja.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...